Kamis, 01 Maret 2012

Pengelolaan Lingkungan Kerja

PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
1.4.1 Pendahuluan
Pengelolaan lingkungan kerja yang selama ini dilakukan selalu
dianggap sebagai suatu pengelolaan yang memerlukan pengoperasian
dan biaya yang mahal. Persepsi ini terkadang menyebabkan keengganan
suatu kegiatan usaha untuk melakukan pengelolaan lingkungan kerja
baik pada kegiatan usaha skala besar, menengah maupun kecil.
Para pakar telah membuat suatu konsep pengelolaan lingkungan
kerja yang dilakukan secara bertahap, dimulai dari tahap yang paling
sederhana dan murah.
Pengelolaan lingkungan kerja merupakan serangkaian kegiatan
yang pada prinsipnya ditujukan untuk mengamati hal-hal yang sederhana
namun dalam pelaksanaannya tidak hanya didasarkan pada caramembersihkan lingkungan kerja Anda. Selain itu juga memerlukan
komitmen dari setiap bagian perusahaan untuk mengatur penggunaan
bahan baku, energi dan air secara optimal, yang pada akhirnya akan
meningkatkan produktifitas kerja dan upaya pencegahan pencemaran
lingkungan.
Pengelolaan lingkungan kerja mengutamakan penyelesaian
masalah lingkungan melalui tata kerja yang baik (manajemen) yang baik,
bukan melalui penyelesaian secara teknis yang mahal. Dengan kata lain
pengelolaan lingkungan kerja bertumpu pada pemberdayaan
sumberdaya yang telah ada dalam kegiatan usaha.
Sasaran pengelolaan lingkungan kerja :
 Mewujudkan tempat kerja yang nyaman dan bersih.
 Melatih manusia pekerja yang mampu mandiri mengelola
pekerjaannya.
1.4.2 Membersihkan area kerja dari bahan pengotor dan terdispersi
bahan-bahan kimia yang berbahaya.
Ruang dan meja kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Apabila
terdapat kotoran-kotoran dan terdispersi bahan-bahan kimia yang
berbahaya di area kerja harus segera dibersihkan. Pembersihan adalah
sejumlah upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi bahaya dari
suatu bahan kimia. Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut
berbahaya, selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi oleh
sarung tangan. Sarung tangan sangat penting untuk melindungi tangan
dari bahaya bahan kimia yang menempel atau meresap pada lap
pembersih.
Ditempat kerja kemungkinan terhadap sumber bahaya potensial
terhadap kesehatan pekerja. Dalam melakukan pekerjaan apapun,
sebenarnya kita beresiko untuk mendapat gangguan kesehatan atau
penyakit yang ditimbulkan oleh pekerja tersebut. Oleh karena itu area
kerja harus bersih dari bahan-bahan kimia yang berbahaya.
1.4.3. Membersihkan area kerja dari debu dan gas
Area kerja sering terpapar oleh debu dan gas. Untuk
membersihkan area kerja dari gas-gas dapat dipasang exhaust fan dan
atau lemari asam. Lemari asam merupakan alat yang paling seringdigunakan untuk menghilangkan gas, debu, kabut, uap dan asap dari
kegiatan kerja untuk meminimalkan racun dan konsentrasi bahan yang
mudah terbakar.
Area kerja yang terpapar oleh debu mineral dapat menyebabkan
penyakit. Pneumokoniosis adalah sekumpulan penyakit yang disebabkan
oleh penimbunan debu-debu di dalam jaringan paru-paru. Biasanya
berupa debu mineral. Tergantung dari jenis debu mineral yang ditimbun,
nama penyakitnya pun berbeda-beda. Gejalanya pun berbeda-beda,
tergantung dari derajat dan banyaknya debu yang ditimbun di dalam
paru-paru.
Ketika bernapas, udara yang mengandung debu masuk ke dalam
paru-paru. Tidak semua debu dapat menimbun di dalam jaringan paru-
paru, karena tergantung besar ukuran debu tersebut. Debu-debu yang
berukuran 5 – 10 mikron akan ditahan oleh jalan napas bagian atas,
sedangkan yang berukuran 3 – 5 mikron ditahan di bagian tengah jalan
napas. Partikel-partikel yang berukuran 1 – 3 mikron akan ditempatkan
langsung di permukaan jaringan dalam paru-paru.
Secara umum gejala-gejalanya antara lain batuk-batuk kering,
sesak napas, kelelahan umum, berat badan berkurang dan lain-lain. M
Gmbaran foto rontgen, menunjukkan adanya kelainan dalam paru-paru.
Namun, pemeriksaan di tempat kerja harus menunjukkan adanya debu
yang diduga sebagai penyebab pneumokoniosis.
Area kerja yang kemungkinan terpapar oleh debu akibat proses industri
dapat dicegah dengan jalan :
1. Mencegah terbentuknya awan debu yang eksplosif. Bagi mesin yang
mengolah dan peralatan yang mengepak bubuk, hal ini dapat
diselenggarakan dengan pengisian mesin dan peralatan tersebut
dengan gas–gas yang tidak dapat terbakar, sehingga kadar oksigen
dalam udara berada di bawah 5% menurut volume. Nitrogen dan
karbon dioksida dapat dipergunakan untuk keperluan tersebut, tetapi
untuk debu-debu logam ringan sebaiknya dipakai helium dan argon.
2. Mencegah terbentuknya awan debu eksposif dicegah dengan cara :
a. Konstruksi pabrik yang bebas debu.
b. Pengaturan tekanan udara dalam pabrik, sehingga sedikit kurang
dari tekanan di udara.
c. Pemasangan instalasi ventilasi keluar seperti pada tempat-tempat
yang tepat yaitu tempat debu-debu ke luar ke udara.
d. Perencanaan, agar tidak terjadi limpahan yang berlebihan.
e. Pemeliharaan dan perawatan serta ketatarumahtanggaan yang
baik, agar bangunan pabrik dan sekitarnya tetap bersih dari debu-
debu.
3. Pencegahan terhadap bahaya paparan debu dan gas ditujukan
kepada penekanan sekecil-kecilnya kemungkinan terbentuknya
campuran-campuran yang dapat terbakar dan menghilangkan
sumber-sumber terjadinya pembakaran. Pencegahan tersebut
adalah:
a. Pembersihan terjadinya campuran yang eksplosif dari debu.
Adalah esensial untuk mencegah terbentuknya campuran-
campuran eksplosif dari debu, uap-uap atau gas dengan udara,
terutama dalam ruang-ruang atau bangunan-bangunan dengan
kegiatan yang membahayakan. Pencegahan ini dapat
dilaksanakan dengan pencegahan bebasnya debu, uap dan gas
dengan pemakaian ventilasi mekanis yang baik.
b. Pembersihan dengan sistem pengumpulan debu yang efektif,
dengan penambahan bahan-bahan tak berbahaya yang tepat
seperti debu kapur atau gas-gas inert, tergantung kepada
keadaan masing-masing, dan dengan perhatian yang cukup
terhadap ketata-rumahtanggaan.
c. Jika terdapat bahaya peledakan debu, menurut pengalaman
peledakan sekunder dari debu-debu yang mengendap yang
diawali dengan peledakan ringan adalah sangat berbahaya.
Pengendapan debu-debu pada permukaan-permukaan di tempat-
tempat kerja harus dihindari dan sebaiknya dengan penghisap
debu. Penghisap vakum sangat berguna dalam hal ini.

Filtrasi

SOAL – SOAL LATIHAN
Mata Pelajaran : KIMIA INDSUTRI
Sub Bahasan : F i l t r a s i



1. Faktor yang mempengaruhi daya filtrasi adalah ……
a. Luas Permukaan
b. Temperatur
c. Laju Alir
d. Voume
e. Waktu

2. Jenis Filter yang digunakan untuk filtrasi jernih (clarifying Filtration), terutama untuk penanganan awal air minum atau untuk pebuatan air keperluan pabrik digunakan……..
a. Filter Spiral
b. Filter Pasir
c. Filter Pelat
d. Filter Hisap
e. Filter Putar

3. Pengambilan endapan partikel padat dengan jalan melewatkan air limbah kedalam lapisan yang berpori disebut
a. Activated Sludge
b. Setting
c. Trickling Filter
d. Floatation
e. Filtration

4. Ada beberapa factor yang mempengaruhi daya filtrasi untuk mempercepat proses filtrasi. Faktor yang mempengaruhi daya filtrasi adalah
a. Laju alir filtrasi
b. Volume zat yang difiltrasi
c. Beda tekan antar kedua sisi media filter
d. Temperature filtrasi
e. Waktu filtrasi

5. Filter yang digunakan untuk filtrasi jernih pada cairan dengan kandungan bahan padat yang rendah adalah
a. Filter Pelat
b. Filter Spiral
c. Filter Hisap
d. Filter Pasir
e. Filter Kelongsong

6. Tujuan proses filtrasi adalah
a. Memisahkan cairan dengan cairan
b. Memisahkan cairan dengan fase padat
c. Memisahkan gas dari gas
d. Memisahkan bahan padat dengan bahan padat
e. Memisahkan kotoran

7. Semakin tinggi viskositas cairan, maka
a. Daya filtrasi makin besar
b. Daya filtrasi tetap
c. Daya filtrasi makin kecil
d. Tidak ada hubungan
e. Daya filtrasi berubah-ubah

8. Daya filtrasi bergantung pada factor-faktor dibawah ini, kecuali……
a. Luas permukaan filter
b. Beda tekanan antara kedua sisi media filter
c. Tahanan media fiter
d. Viskositas cairan
e. Luas penampang bahan yang difiltrasi

9. Peralatan Filtrasi harus dipilih berdasarkan
a. Jenis campuran yang akan difiltrasi
b. Jenis bahan pembuat filter
c. Jenis warna
d. Banyaknya partikel pengganggu
e. Sifat operator

10. Pada filtrasi dengan tujuan filtrasi jernih, khususnya sebagi penangkap kotoran di dalam saluran-saluran pipa cairan dan gas digunakan filter
a. Pasir
b. Kelongsong
c. Pelat
d. Spiral
e. Press

11. Filter spiral digunakan dalam Filtrasi jernih pada
a. Cairan yang kandungan partikel padatnya banyak
b. Cairan yang kental
c. Cairan yang tidak memiliki partikel padat
d. Cairan yang kandungan partikel padatnya sedikit
e. Cairan berwarna

12. Filter yang digunakan untuk pemisahan bahan padat dari cairan yang kental atau berviskositas tinggi adalah
a. Filter Press
b. Filter Hisap
c. Press Filter
d. Filter Pasir
e. Filter Pelat

13. Filtrasi yang digunakan untuk memfiltrasi bahan yang tersisa (residu Filtration) adalah
a. Filter Pasir
b. Filter Kelongsong
c. Filter Pelat
d. Filter Hisap
e. Filter Debu

14. Untuk bahan yang bersifat asam, sebaiknya digunakan filter yang terbuat dari
a. Pasir
b. Kaca
c. Serat
d. Plastik
e. Logam

15. Jenis filter berdasarkan gaya filtrasinya adalah
a. Grafity Filter
b. Continue Filter
c. Batch Filter
d. Medium Filter
e. Cake Filter