PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA
1.4.1 Pendahuluan
Pengelolaan lingkungan kerja yang selama ini dilakukan selalu
dianggap sebagai suatu pengelolaan yang memerlukan pengoperasian
dan biaya yang mahal. Persepsi ini terkadang menyebabkan keengganan
suatu kegiatan usaha untuk melakukan pengelolaan lingkungan kerja
baik pada kegiatan usaha skala besar, menengah maupun kecil.
Para pakar telah membuat suatu konsep pengelolaan lingkungan
kerja yang dilakukan secara bertahap, dimulai dari tahap yang paling
sederhana dan murah.
Pengelolaan lingkungan kerja merupakan serangkaian kegiatan
yang pada prinsipnya ditujukan untuk mengamati hal-hal yang sederhana
namun dalam pelaksanaannya tidak hanya didasarkan pada caramembersihkan lingkungan kerja Anda. Selain itu juga memerlukan
komitmen dari setiap bagian perusahaan untuk mengatur penggunaan
bahan baku, energi dan air secara optimal, yang pada akhirnya akan
meningkatkan produktifitas kerja dan upaya pencegahan pencemaran
lingkungan.
Pengelolaan lingkungan kerja mengutamakan penyelesaian
masalah lingkungan melalui tata kerja yang baik (manajemen) yang baik,
bukan melalui penyelesaian secara teknis yang mahal. Dengan kata lain
pengelolaan lingkungan kerja bertumpu pada pemberdayaan
sumberdaya yang telah ada dalam kegiatan usaha.
Sasaran pengelolaan lingkungan kerja :
Mewujudkan tempat kerja yang nyaman dan bersih.
Melatih manusia pekerja yang mampu mandiri mengelola
pekerjaannya.
1.4.2 Membersihkan area kerja dari bahan pengotor dan terdispersi
bahan-bahan kimia yang berbahaya.
Ruang dan meja kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Apabila
terdapat kotoran-kotoran dan terdispersi bahan-bahan kimia yang
berbahaya di area kerja harus segera dibersihkan. Pembersihan adalah
sejumlah upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi bahaya dari
suatu bahan kimia. Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut
berbahaya, selain dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi oleh
sarung tangan. Sarung tangan sangat penting untuk melindungi tangan
dari bahaya bahan kimia yang menempel atau meresap pada lap
pembersih.
Ditempat kerja kemungkinan terhadap sumber bahaya potensial
terhadap kesehatan pekerja. Dalam melakukan pekerjaan apapun,
sebenarnya kita beresiko untuk mendapat gangguan kesehatan atau
penyakit yang ditimbulkan oleh pekerja tersebut. Oleh karena itu area
kerja harus bersih dari bahan-bahan kimia yang berbahaya.
1.4.3. Membersihkan area kerja dari debu dan gas
Area kerja sering terpapar oleh debu dan gas. Untuk
membersihkan area kerja dari gas-gas dapat dipasang exhaust fan dan
atau lemari asam. Lemari asam merupakan alat yang paling seringdigunakan untuk menghilangkan gas, debu, kabut, uap dan asap dari
kegiatan kerja untuk meminimalkan racun dan konsentrasi bahan yang
mudah terbakar.
Area kerja yang terpapar oleh debu mineral dapat menyebabkan
penyakit. Pneumokoniosis adalah sekumpulan penyakit yang disebabkan
oleh penimbunan debu-debu di dalam jaringan paru-paru. Biasanya
berupa debu mineral. Tergantung dari jenis debu mineral yang ditimbun,
nama penyakitnya pun berbeda-beda. Gejalanya pun berbeda-beda,
tergantung dari derajat dan banyaknya debu yang ditimbun di dalam
paru-paru.
Ketika bernapas, udara yang mengandung debu masuk ke dalam
paru-paru. Tidak semua debu dapat menimbun di dalam jaringan paru-
paru, karena tergantung besar ukuran debu tersebut. Debu-debu yang
berukuran 5 – 10 mikron akan ditahan oleh jalan napas bagian atas,
sedangkan yang berukuran 3 – 5 mikron ditahan di bagian tengah jalan
napas. Partikel-partikel yang berukuran 1 – 3 mikron akan ditempatkan
langsung di permukaan jaringan dalam paru-paru.
Secara umum gejala-gejalanya antara lain batuk-batuk kering,
sesak napas, kelelahan umum, berat badan berkurang dan lain-lain. M
Gmbaran foto rontgen, menunjukkan adanya kelainan dalam paru-paru.
Namun, pemeriksaan di tempat kerja harus menunjukkan adanya debu
yang diduga sebagai penyebab pneumokoniosis.
Area kerja yang kemungkinan terpapar oleh debu akibat proses industri
dapat dicegah dengan jalan :
1. Mencegah terbentuknya awan debu yang eksplosif. Bagi mesin yang
mengolah dan peralatan yang mengepak bubuk, hal ini dapat
diselenggarakan dengan pengisian mesin dan peralatan tersebut
dengan gas–gas yang tidak dapat terbakar, sehingga kadar oksigen
dalam udara berada di bawah 5% menurut volume. Nitrogen dan
karbon dioksida dapat dipergunakan untuk keperluan tersebut, tetapi
untuk debu-debu logam ringan sebaiknya dipakai helium dan argon.
2. Mencegah terbentuknya awan debu eksposif dicegah dengan cara :
a. Konstruksi pabrik yang bebas debu.
b. Pengaturan tekanan udara dalam pabrik, sehingga sedikit kurang
dari tekanan di udara.
c. Pemasangan instalasi ventilasi keluar seperti pada tempat-tempat
yang tepat yaitu tempat debu-debu ke luar ke udara.
d. Perencanaan, agar tidak terjadi limpahan yang berlebihan.
e. Pemeliharaan dan perawatan serta ketatarumahtanggaan yang
baik, agar bangunan pabrik dan sekitarnya tetap bersih dari debu-
debu.
3. Pencegahan terhadap bahaya paparan debu dan gas ditujukan
kepada penekanan sekecil-kecilnya kemungkinan terbentuknya
campuran-campuran yang dapat terbakar dan menghilangkan
sumber-sumber terjadinya pembakaran. Pencegahan tersebut
adalah:
a. Pembersihan terjadinya campuran yang eksplosif dari debu.
Adalah esensial untuk mencegah terbentuknya campuran-
campuran eksplosif dari debu, uap-uap atau gas dengan udara,
terutama dalam ruang-ruang atau bangunan-bangunan dengan
kegiatan yang membahayakan. Pencegahan ini dapat
dilaksanakan dengan pencegahan bebasnya debu, uap dan gas
dengan pemakaian ventilasi mekanis yang baik.
b. Pembersihan dengan sistem pengumpulan debu yang efektif,
dengan penambahan bahan-bahan tak berbahaya yang tepat
seperti debu kapur atau gas-gas inert, tergantung kepada
keadaan masing-masing, dan dengan perhatian yang cukup
terhadap ketata-rumahtanggaan.
c. Jika terdapat bahaya peledakan debu, menurut pengalaman
peledakan sekunder dari debu-debu yang mengendap yang
diawali dengan peledakan ringan adalah sangat berbahaya.
Pengendapan debu-debu pada permukaan-permukaan di tempat-
tempat kerja harus dihindari dan sebaiknya dengan penghisap
debu. Penghisap vakum sangat berguna dalam hal ini.
Kimia Masa Kini
Kamis, 01 Maret 2012
Filtrasi
SOAL – SOAL LATIHAN
Mata Pelajaran : KIMIA INDSUTRI
Sub Bahasan : F i l t r a s i
1. Faktor yang mempengaruhi daya filtrasi adalah ……
a. Luas Permukaan
b. Temperatur
c. Laju Alir
d. Voume
e. Waktu
2. Jenis Filter yang digunakan untuk filtrasi jernih (clarifying Filtration), terutama untuk penanganan awal air minum atau untuk pebuatan air keperluan pabrik digunakan……..
a. Filter Spiral
b. Filter Pasir
c. Filter Pelat
d. Filter Hisap
e. Filter Putar
3. Pengambilan endapan partikel padat dengan jalan melewatkan air limbah kedalam lapisan yang berpori disebut
a. Activated Sludge
b. Setting
c. Trickling Filter
d. Floatation
e. Filtration
4. Ada beberapa factor yang mempengaruhi daya filtrasi untuk mempercepat proses filtrasi. Faktor yang mempengaruhi daya filtrasi adalah
a. Laju alir filtrasi
b. Volume zat yang difiltrasi
c. Beda tekan antar kedua sisi media filter
d. Temperature filtrasi
e. Waktu filtrasi
5. Filter yang digunakan untuk filtrasi jernih pada cairan dengan kandungan bahan padat yang rendah adalah
a. Filter Pelat
b. Filter Spiral
c. Filter Hisap
d. Filter Pasir
e. Filter Kelongsong
6. Tujuan proses filtrasi adalah
a. Memisahkan cairan dengan cairan
b. Memisahkan cairan dengan fase padat
c. Memisahkan gas dari gas
d. Memisahkan bahan padat dengan bahan padat
e. Memisahkan kotoran
7. Semakin tinggi viskositas cairan, maka
a. Daya filtrasi makin besar
b. Daya filtrasi tetap
c. Daya filtrasi makin kecil
d. Tidak ada hubungan
e. Daya filtrasi berubah-ubah
8. Daya filtrasi bergantung pada factor-faktor dibawah ini, kecuali……
a. Luas permukaan filter
b. Beda tekanan antara kedua sisi media filter
c. Tahanan media fiter
d. Viskositas cairan
e. Luas penampang bahan yang difiltrasi
9. Peralatan Filtrasi harus dipilih berdasarkan
a. Jenis campuran yang akan difiltrasi
b. Jenis bahan pembuat filter
c. Jenis warna
d. Banyaknya partikel pengganggu
e. Sifat operator
10. Pada filtrasi dengan tujuan filtrasi jernih, khususnya sebagi penangkap kotoran di dalam saluran-saluran pipa cairan dan gas digunakan filter
a. Pasir
b. Kelongsong
c. Pelat
d. Spiral
e. Press
11. Filter spiral digunakan dalam Filtrasi jernih pada
a. Cairan yang kandungan partikel padatnya banyak
b. Cairan yang kental
c. Cairan yang tidak memiliki partikel padat
d. Cairan yang kandungan partikel padatnya sedikit
e. Cairan berwarna
12. Filter yang digunakan untuk pemisahan bahan padat dari cairan yang kental atau berviskositas tinggi adalah
a. Filter Press
b. Filter Hisap
c. Press Filter
d. Filter Pasir
e. Filter Pelat
13. Filtrasi yang digunakan untuk memfiltrasi bahan yang tersisa (residu Filtration) adalah
a. Filter Pasir
b. Filter Kelongsong
c. Filter Pelat
d. Filter Hisap
e. Filter Debu
14. Untuk bahan yang bersifat asam, sebaiknya digunakan filter yang terbuat dari
a. Pasir
b. Kaca
c. Serat
d. Plastik
e. Logam
15. Jenis filter berdasarkan gaya filtrasinya adalah
a. Grafity Filter
b. Continue Filter
c. Batch Filter
d. Medium Filter
e. Cake Filter
Mata Pelajaran : KIMIA INDSUTRI
Sub Bahasan : F i l t r a s i
1. Faktor yang mempengaruhi daya filtrasi adalah ……
a. Luas Permukaan
b. Temperatur
c. Laju Alir
d. Voume
e. Waktu
2. Jenis Filter yang digunakan untuk filtrasi jernih (clarifying Filtration), terutama untuk penanganan awal air minum atau untuk pebuatan air keperluan pabrik digunakan……..
a. Filter Spiral
b. Filter Pasir
c. Filter Pelat
d. Filter Hisap
e. Filter Putar
3. Pengambilan endapan partikel padat dengan jalan melewatkan air limbah kedalam lapisan yang berpori disebut
a. Activated Sludge
b. Setting
c. Trickling Filter
d. Floatation
e. Filtration
4. Ada beberapa factor yang mempengaruhi daya filtrasi untuk mempercepat proses filtrasi. Faktor yang mempengaruhi daya filtrasi adalah
a. Laju alir filtrasi
b. Volume zat yang difiltrasi
c. Beda tekan antar kedua sisi media filter
d. Temperature filtrasi
e. Waktu filtrasi
5. Filter yang digunakan untuk filtrasi jernih pada cairan dengan kandungan bahan padat yang rendah adalah
a. Filter Pelat
b. Filter Spiral
c. Filter Hisap
d. Filter Pasir
e. Filter Kelongsong
6. Tujuan proses filtrasi adalah
a. Memisahkan cairan dengan cairan
b. Memisahkan cairan dengan fase padat
c. Memisahkan gas dari gas
d. Memisahkan bahan padat dengan bahan padat
e. Memisahkan kotoran
7. Semakin tinggi viskositas cairan, maka
a. Daya filtrasi makin besar
b. Daya filtrasi tetap
c. Daya filtrasi makin kecil
d. Tidak ada hubungan
e. Daya filtrasi berubah-ubah
8. Daya filtrasi bergantung pada factor-faktor dibawah ini, kecuali……
a. Luas permukaan filter
b. Beda tekanan antara kedua sisi media filter
c. Tahanan media fiter
d. Viskositas cairan
e. Luas penampang bahan yang difiltrasi
9. Peralatan Filtrasi harus dipilih berdasarkan
a. Jenis campuran yang akan difiltrasi
b. Jenis bahan pembuat filter
c. Jenis warna
d. Banyaknya partikel pengganggu
e. Sifat operator
10. Pada filtrasi dengan tujuan filtrasi jernih, khususnya sebagi penangkap kotoran di dalam saluran-saluran pipa cairan dan gas digunakan filter
a. Pasir
b. Kelongsong
c. Pelat
d. Spiral
e. Press
11. Filter spiral digunakan dalam Filtrasi jernih pada
a. Cairan yang kandungan partikel padatnya banyak
b. Cairan yang kental
c. Cairan yang tidak memiliki partikel padat
d. Cairan yang kandungan partikel padatnya sedikit
e. Cairan berwarna
12. Filter yang digunakan untuk pemisahan bahan padat dari cairan yang kental atau berviskositas tinggi adalah
a. Filter Press
b. Filter Hisap
c. Press Filter
d. Filter Pasir
e. Filter Pelat
13. Filtrasi yang digunakan untuk memfiltrasi bahan yang tersisa (residu Filtration) adalah
a. Filter Pasir
b. Filter Kelongsong
c. Filter Pelat
d. Filter Hisap
e. Filter Debu
14. Untuk bahan yang bersifat asam, sebaiknya digunakan filter yang terbuat dari
a. Pasir
b. Kaca
c. Serat
d. Plastik
e. Logam
15. Jenis filter berdasarkan gaya filtrasinya adalah
a. Grafity Filter
b. Continue Filter
c. Batch Filter
d. Medium Filter
e. Cake Filter
Rabu, 29 Februari 2012
Pantun
Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Peran pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Struktur pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
Jenis-jenis Pantun
• Pantun Adat
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
Ikan berenang didalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
Bukan lebah sembarang lebah
Lebah bersarang dibuku buluh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh
Pohon nangka berbuah lebat
Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja
• Pantun Agama
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
Daun terap di atas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba
Bunga kenanga di atas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
• Pantun Budi
Bunga cina di atas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang
Diantara padi dengan selasih
Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat berlaku lagi dikenang
Inikan pula budi yang baik
Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin
Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi
Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh siantan nama diberi
Rezeki tidak saya tolak
Musuh tidak saya cari
Jikalau kita bertanam padi
Senanglah makan adik-beradik
Jikalau kita bertanam budi
Orang yang jahat menjadi baik
Kalau keladi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
Kalau budi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
• Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang. Contoh:
Di mana kuang hendak bertelur
Di atas lata dirongga batu
Di mana tuan hendak tidur
Di atas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat
Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya
Naik kebukit membeli lada
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm
Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak
jangan suka makan mentimun
karna banyak getahnya
hai kawan jangan melamun
melamun itu tak ada gunanya
• Pantun Kepahlawanan
Pantun kepahlawanan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan semangat kepahlawanan
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
Hang Jebat Hang Kesturi
Budak-budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata
Kalau orang menjaring ungka
Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya
Redup bintang haripun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang dibumi
• Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga
Berburu kepadang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Anak Madras menggetah punai
Punai terbang mengirap bulu
Berapa deras arus sungai
Ditolak pasang balik kehulu
Kayu tempinis dari kuala
Dibawa orang pergi Melaka
Berapa manis bernama nira
Simpan lama menjadi cuka
Disangka nenas di tengah padang
Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari
• Pantun Nasihat
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Kemuning di tengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu
Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata
Ngun Syah Betara Sakti
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi
Jalan-jalan ke kota Blitar
jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun
• Pantun Percintaan
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
Limau purut lebat dipangkal
Sayang selasih condong uratnya
Angin ribut dapat ditangkal
Hati yang kasih apa obatnya
Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang
Anak kera di atas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati
Ikan sepat dimasak berlada
Kutunggu di gulai anak seberang
Jika tak dapat di masa muda
Kutunggu sampai beranak seorang
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Kirim saya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi ranting kayu.
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Belikan sahaya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi benang pengikat
Kalau tuan mencari buah
Sahaya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Sahaya pun menjadi badan.
• Pantun Peribahasa
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Ke hulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian
Kerat kerat kayu diladang
Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Barat lagi bahu memikul
Harapkan untung menggamit
Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan
Pohon pepaya didalam semak
Pohon manggis sebasar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis diharap jangan
• Pantun Perpisahan
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan
Bagaimana tidak dikenang
Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati
Duhai selasih janganlah tinggi
Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan
Batang selasih mainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga
Bunga Cina bunga karangan
Tanamlah rapat tepi perigi
Adik dimana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi
• Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?
Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya
Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya ?
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Peran pantun
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
Struktur pantun
Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.
Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku.
Jenis-jenis Pantun
• Pantun Adat
Menanam kelapa di pulau Bukum
Tinggi sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah
Ikan berenang didalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka
Bukan lebah sembarang lebah
Lebah bersarang dibuku buluh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh
Pohon nangka berbuah lebat
Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja
• Pantun Agama
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa
Daun terap di atas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba
Bunga kenanga di atas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
• Pantun Budi
Bunga cina di atas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang
Diantara padi dengan selasih
Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya
Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat berlaku lagi dikenang
Inikan pula budi yang baik
Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin
Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi
Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh siantan nama diberi
Rezeki tidak saya tolak
Musuh tidak saya cari
Jikalau kita bertanam padi
Senanglah makan adik-beradik
Jikalau kita bertanam budi
Orang yang jahat menjadi baik
Kalau keladi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
Kalau budi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
• Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan suasana akan menjadi semakin riang. Contoh:
Di mana kuang hendak bertelur
Di atas lata dirongga batu
Di mana tuan hendak tidur
Di atas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat
Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya
Naik kebukit membeli lada
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya
Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm
Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak
jangan suka makan mentimun
karna banyak getahnya
hai kawan jangan melamun
melamun itu tak ada gunanya
• Pantun Kepahlawanan
Pantun kepahlawanan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan semangat kepahlawanan
Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa
Hang Jebat Hang Kesturi
Budak-budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata
Kalau orang menjaring ungka
Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya
Redup bintang haripun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang dibumi
• Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga
Berburu kepadang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Anak Madras menggetah punai
Punai terbang mengirap bulu
Berapa deras arus sungai
Ditolak pasang balik kehulu
Kayu tempinis dari kuala
Dibawa orang pergi Melaka
Berapa manis bernama nira
Simpan lama menjadi cuka
Disangka nenas di tengah padang
Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari
• Pantun Nasihat
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
Kemuning di tengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu
Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata
Ngun Syah Betara Sakti
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi
Jalan-jalan ke kota Blitar
jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengan tekun
• Pantun Percintaan
Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta
Limau purut lebat dipangkal
Sayang selasih condong uratnya
Angin ribut dapat ditangkal
Hati yang kasih apa obatnya
Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang
Anak kera di atas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati
Ikan sepat dimasak berlada
Kutunggu di gulai anak seberang
Jika tak dapat di masa muda
Kutunggu sampai beranak seorang
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Kirim saya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi ranting kayu.
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Belikan sahaya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi benang pengikat
Kalau tuan mencari buah
Sahaya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Sahaya pun menjadi badan.
• Pantun Peribahasa
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Ke hulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian
Kerat kerat kayu diladang
Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Barat lagi bahu memikul
Harapkan untung menggamit
Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan
Pohon pepaya didalam semak
Pohon manggis sebasar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis diharap jangan
• Pantun Perpisahan
Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan
Bagaimana tidak dikenang
Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati
Duhai selasih janganlah tinggi
Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan
Batang selasih mainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga
Bunga Cina bunga karangan
Tanamlah rapat tepi perigi
Adik dimana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi
• Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?
Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi
Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya
Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya ?
SIMULASI MID SEMESTER
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
SMK NEGERI 3 MEDAN
UJIAN SIMULASI MID SEMESTER
1. Jelaskan pengertian dari materi dan jelaskan mengapa Gas diklasifikasikan sebagai materi padahal gas tidak Nampak oleh mata
2. Materi memiliki 2 sifat yaitu sifat fisis dan sifat kimia tuliskan masing-masing 5 contoh dari sifat materi yang termasuk sifat fisika dan sifat kimia
3. Tuliskan cirri-ciri yang menyertai suatu reaksi kimia beserta contohnya
4. Tuliskan aplikasi pemisahan campuran dengan teknik berikut dalam kehidupan sehari-hari
a. Filtrasi b. Sublimasi c. Kristalisasi d. Kromatografi
5. Tuliskan klsifikasi senyawa berikut apakah termasuk dalam unsure, senyawa atau campuran
a. Air b. Larutan Garam c. Susu d. Magnesium e. Udara
6. Tuliskan kelebihan dan kekurangan model atom bohr
7. Tuliskan konsfigurasi electron kulit dan tentukan pula electron valensi dari atom 25Mn
8. Tuliskan konsfigurasi sub kulit dari atom 25Mn dan tentukan pula letaknya dalam system periodik
9. Buatlah digram orbital untuk atom 26Fe dengan benar
10. Hitunglah jumlah electron, proton, neutron dri atom atau ion berikut : 16S32, 57X139
By : Ahmad Husni Lubis, S.Si
SMK NEGERI 3 MEDAN
UJIAN SIMULASI MID SEMESTER
1. Jelaskan pengertian dari materi dan jelaskan mengapa Gas diklasifikasikan sebagai materi padahal gas tidak Nampak oleh mata
2. Materi memiliki 2 sifat yaitu sifat fisis dan sifat kimia tuliskan masing-masing 5 contoh dari sifat materi yang termasuk sifat fisika dan sifat kimia
3. Tuliskan cirri-ciri yang menyertai suatu reaksi kimia beserta contohnya
4. Tuliskan aplikasi pemisahan campuran dengan teknik berikut dalam kehidupan sehari-hari
a. Filtrasi b. Sublimasi c. Kristalisasi d. Kromatografi
5. Tuliskan klsifikasi senyawa berikut apakah termasuk dalam unsure, senyawa atau campuran
a. Air b. Larutan Garam c. Susu d. Magnesium e. Udara
6. Tuliskan kelebihan dan kekurangan model atom bohr
7. Tuliskan konsfigurasi electron kulit dan tentukan pula electron valensi dari atom 25Mn
8. Tuliskan konsfigurasi sub kulit dari atom 25Mn dan tentukan pula letaknya dalam system periodik
9. Buatlah digram orbital untuk atom 26Fe dengan benar
10. Hitunglah jumlah electron, proton, neutron dri atom atau ion berikut : 16S32, 57X139
By : Ahmad Husni Lubis, S.Si
soal latihan
Pergunakanlah data berikut untuk menjawab soal no.1 s/d 5
35 P 71 11 Q 23 17 R 35,5 24 S 52 16 T 32 20 U 40
1. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang benar :
a. T adalah unsure logam
b. Persenyawaan T dengan U membentuk U2T
c. Unsur S terletak pada golongan IA
d. Unsur Q mempunyai 12 buah neutron
e. Persenyawaan P dengan Q adalah kovalen
2. Unsur-unsur yang bila bersenyawa membentuk ikatan kovalen yaitu :
a. P dengan T d. S dengan U
b. Q dengan U e. T dengan U
c. S dengan T
3. Atom denga jari-jari atom yang paling besar ialah
a. P b. Q c. R d. S e. T
4. Atom berikut ini yang memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 1, m = 0 dan s = - ½ pada kulit terluarnya adalah
a. P b. Q c. R d. S e. T
5. Atom-atom berikut yang sifatnya mirip dengan atom P adalah
a. Q b. R c. S d. T e. U
6. pH dari campuran 100 mL larutan NaOH 0,05 M dengan 100 mL CH3COOH 0,1 M adalah
a. 7 b. 4 c. 2 d. 5 e. 6
7. Untuk pembakaran 88 gram gas propane, menurut reaksi :
C3H8 + 5 O2 3 CO2 + 4 H2O
Volume gas CO2 yang terbentuk yakni
a. 22,4 L b. 134,4 L c. 44,8 L d. 112 L e. 11,2 L
8. Konsentrasi H2SO4 0,2% dengan berat jenis = 1,98 gr/ml adalah
a. 0,504M d. 0,304 M
b. 0,404 M e. 0,204M
c. 0,604M
9. Konsentrasi NaOH yang dibuat dengan melarutkan 3,01 x 1023 partikel NaOH dalam 500 mL air adalah
a. 4M c. 2 M e. 3 M
b. 1 M d. 6 M
10. Jumlah Ni yang akan mengendap pada elekrolisis larutan NiSO4 selama 1 menit dengan arus 1 ampere adalah (Ar Ni = 58)
a. 0,204 gr c. 0,104 gr e. 0,389 gr
b. 0,411 gr d. 0,160 gr
11. Titik beku larutan yang dibuat dengan melarutkan 5,85 gram NaCl dalam 100 mL air, jika Ar Na = 23 dan Cl = 35,5 dan Kf air = 1,86 adalah
a. -11,2 b. -0,79 c. -1,86 d. -2,41 e. -1,96
12. Manakah reaksi dibawah ini yang merupakan reaksi redoks :
a. CaCO3 + HCl CaCl2 + H2O + CO2
b. Ag+ + Cl- AgCl
c. Cr2O72- + SO2 Cr3+ + HSO4-
d. CaCO3 CaO + CO2
e. CuO + 2HCl CuCl2 + H2O
13. Logam X dapat mengendapkan tembaga dari larutan CuSO4, tetapi logam X ini tidak bereaksi dengan larutan ZnCl2. Manakah deret volta dibawah ini yang menyatakan bertambah kuatnya sifat reduktor
a. Zn – Cu – X d. Cu – Zn – X
b. Zn – X – Cu e. Cu – X – Zn
c. X – Zn – Cu
14. Pada senyawa manakah atom mangan mempunyai bilangan oksidasi paling tinggi :
a. MnO2 c. MnSO4 e. Mn2O3
b. K2MnO4 d. KMnO4
15. Pada pembakaran 2 liter gas (Mr = 30) dengan O2 berlebih terbentuk 8,8 gram CO2 (Mr = 44), jika semua gas diukur pada saat 1,4 gram N2 (N = 14) volumenya 1 liter, kandungan karbon dalam senyawa tersebut adalah
a. 80% c. 75% e.60%
b. 50% d. 90%
16. Diketahui :
Maka menurut hukum Hess :
a. ΔH1 + ΔH2 = ΔH3 + ΔH4
b. ΔH2 + ΔH3 = ΔH1 + ΔH4
c. ΔH1 + ΔH3 = ΔH2 + ΔH4
d. ΔH4 + ΔH1 = ΔH2 + ΔH4
17. Persamaan reaksi :
2SO2(g) + O2 (g) 2SO3 (g) ΔH = - 198 kJ
Menyatakan bahwa :
a. ΔH pembakaran SO2 = -198 kJ/mol
b. ΔH pembentukan SO3 = - 99 kJ/mol
c. ΔH peruraian SO3 = + 99 kJ/mol
d. Kalor pembakaran SO3 = + 99 kJ/mol
e. Reaksi adalah orde 1
18. Pada reaksi : A + B C, diperoleh data sebagai berikut :
No. A B V (M/det)
1 0,01 0,05 2
2 0,01 0,20 32
3 0,02 0,20 128
Orde reaksi terhadap A dan B berturut-turut adalah :
a. 1 dan 1 c. 2 dan 1 e. 2 dan 3
b. 2 dan 2 d. 1 dan 2
19. Suatu reaksi berlangsung pada suhu 30oC. bila setiap kenaikan 10oC tetapan kecepatan reaksinya meningkat 2 kali, maka kecepatan reaksi pada 70oC dibandingkan 30oC akan meningkat :
19. a. 2 kali b. 8 kali e. 16 kali
c. 32 kali d. 64 kali
20. Semua polimer berikut terbentuk dengan polimerisasi adisi, kecuali
a. karet buatan
b. PVC
c. polypropilene
d. nilon
e. polytilena
21. Senyawa dengan rumus struktur sebagai berikut diberi nama ...
a. fenilasetal
b. asam benzoat
c. hidroksi benzena
d. asam toluat
e. asam benzofenolut
22. Rumus senyawa di bawah digunakan sebagai ...
a. pengawet
b. pemanis
c. antiseptik
d. penambah rasa
e. antioksidan
23. Data hasil percobaan sebagai berikut:
Larutan yang merupakan elektrolit adalah ...
a. I, II dan III
b. I, II dan IV
c. I, III dan V
d. II, III dan V
e. Tidak ada
24. Diketahui beberapa senyawa karbohidrat alam :
i. Glukosa
ii. Maltosa
iii. Glikogen
iv. Amilum
v. Fruktosa
vi. Mannosa
Diantara karbohidrat berikut, manakah yang merupakan suatu disakarida :
a. 1 dan 2 c. 3 dan 4 e. 2 dan 6
b. 2 dan 3 d. 1 dan 5
25. Manakah senyawa berikut yang bertitik didih paling rendah ?
a. CH4 c. C2H5OH e. HNO3
b. CH3COOH d. NaCl
26. Dibawah ini yang merupakan senyawa eter adalah
a. Etil karbamida
b. Etil Asetat
c. Etanon
d. Metoksi Propana
e. Sikloheksanon
27. Berikut ini yang merupakan senyawa yang bersifat amfiftrik adalah
a. H2SO4 c. KClO4 e. HNO3
b. CO32- d. HSO4-
28. Berikut ini yang termasuk jenis koloid adalah
a. Susu, karbol, asam asetat
b. Santan, susu, asam asetat
c. Asam asetat, susu, yogurt
d. Santan, susu, aerosol
e. Busa, susu, air
29. Larutan dibawah ini yang termasuk larutan elektrolit adalah
a. Asam asetat c. Glukosa e. Gliserol
b. Etanol d. Sukrosa
30. Manakah dari reaksi senyawa berikut yang termasuk reaksi substitusi
1. Etanol menjadi Etana
2. Asam Etanoat menjadi Etanol
3. Etil Klorida menjadi Etil Sulfonat
4. Etuna menjadi Etena
5. Etanalmenjadi Asam Etanoat
31. Sebanyak 56 gram kapur yang mengandung CaO dilarutkan dalam air hingga volumenya 100 mL, 20 mL dari larutan ini tepat dinetralkan dengan larutan HCl 0,1M sebanyak 10 mL. jika Mr CaO = 56, persentase CaO dalam kapur adalah :
a. 0,25% c. 0,50% e. 20%
b. 50% d. 75 %
32. Dialam terdapat 2 isotop boron (B) yaitu 10B dengan kelimpahan 19,78% dan massa 10,013 amu, serta 11B dengan kelimpahan 80,22% dan massa 11,009 amu. Dari data ini maka massa rata-rata Boron di alam yakni
a. 10,18 amu d. 10,81 amu
b. 10,91 amu e. 10,51 amu
c. 10,99 amu
33. 17. Sebanyak 0,5000 gram contoh besi magneti (Fe3O4 tak murni) diolah hingga besinya diendapkan ebagai besi (III) hidroksida. Endapan dipanaskan dan berubah menjadi Fe2O3 dan diperoleh sebanyak 0,4980 gram. Berapakah persentase Fe3O4 dalam contoh besi tersebut
a. 35,0% c. 96,3% e. 99,1%
b. 96,3% d. 89,8 %
34. Satu mol Logam M tepat bereaksi dengan satu mol asam menghasilkan 12 liter gas hydrogen, yang diukur pada saat volume 3,5 gra N2 (Mr = 28) adalah 3 liter. Maka rumus garam yang terbentuk adalah
a. MCl c. MSO4 e. MPO4
b. M2SO4 d. MNO3
35. Diketahui 17,1 gram Ba(OH)2 tepat bereaksi dengan 6,2 gram asam H3X, mebentuk garam Ba3X2 dan air, jika Ar Ba = 137, O = 16, H = 1 maka Ar X adalah
a. 171 c. 137 e. 90
b. 86 d. 115
ESSAY TEST
1. Suatu senyawa yang mengandung Boron (B) dan Flour (F) ternyata beratnya mengandung 22,1% Boron dan sisanya Flour. Senyawa trsebut larut dalam Benzena. Sebanyak 0,146 gram senyawa dilarutkan dalam 10 gram Benzena (Mr Benzena = 78 g/mol dan ρ = 0,995 gr/mL) pada temperature 25oC memberikan tekanan uap larutan 94,16 mmHg. Jika tekanan uap murni Benzena adalah 95,26 mmHg, maka :
a. Tentukan rumus empiris senyawa tersebut
b. Tentuan rumus empiris senyawa tersebut
c. Gambarkan struktur lewis senyawa tersebut
d. Tentukan tekanan osmotic senyawa tersebut dalam benzene (R = 0,082 L atm-1 K-1)
Selamat Bekerja
--------------AHL------------------
35 P 71 11 Q 23 17 R 35,5 24 S 52 16 T 32 20 U 40
1. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang benar :
a. T adalah unsure logam
b. Persenyawaan T dengan U membentuk U2T
c. Unsur S terletak pada golongan IA
d. Unsur Q mempunyai 12 buah neutron
e. Persenyawaan P dengan Q adalah kovalen
2. Unsur-unsur yang bila bersenyawa membentuk ikatan kovalen yaitu :
a. P dengan T d. S dengan U
b. Q dengan U e. T dengan U
c. S dengan T
3. Atom denga jari-jari atom yang paling besar ialah
a. P b. Q c. R d. S e. T
4. Atom berikut ini yang memiliki bilangan kuantum n = 3, l = 1, m = 0 dan s = - ½ pada kulit terluarnya adalah
a. P b. Q c. R d. S e. T
5. Atom-atom berikut yang sifatnya mirip dengan atom P adalah
a. Q b. R c. S d. T e. U
6. pH dari campuran 100 mL larutan NaOH 0,05 M dengan 100 mL CH3COOH 0,1 M adalah
a. 7 b. 4 c. 2 d. 5 e. 6
7. Untuk pembakaran 88 gram gas propane, menurut reaksi :
C3H8 + 5 O2 3 CO2 + 4 H2O
Volume gas CO2 yang terbentuk yakni
a. 22,4 L b. 134,4 L c. 44,8 L d. 112 L e. 11,2 L
8. Konsentrasi H2SO4 0,2% dengan berat jenis = 1,98 gr/ml adalah
a. 0,504M d. 0,304 M
b. 0,404 M e. 0,204M
c. 0,604M
9. Konsentrasi NaOH yang dibuat dengan melarutkan 3,01 x 1023 partikel NaOH dalam 500 mL air adalah
a. 4M c. 2 M e. 3 M
b. 1 M d. 6 M
10. Jumlah Ni yang akan mengendap pada elekrolisis larutan NiSO4 selama 1 menit dengan arus 1 ampere adalah (Ar Ni = 58)
a. 0,204 gr c. 0,104 gr e. 0,389 gr
b. 0,411 gr d. 0,160 gr
11. Titik beku larutan yang dibuat dengan melarutkan 5,85 gram NaCl dalam 100 mL air, jika Ar Na = 23 dan Cl = 35,5 dan Kf air = 1,86 adalah
a. -11,2 b. -0,79 c. -1,86 d. -2,41 e. -1,96
12. Manakah reaksi dibawah ini yang merupakan reaksi redoks :
a. CaCO3 + HCl CaCl2 + H2O + CO2
b. Ag+ + Cl- AgCl
c. Cr2O72- + SO2 Cr3+ + HSO4-
d. CaCO3 CaO + CO2
e. CuO + 2HCl CuCl2 + H2O
13. Logam X dapat mengendapkan tembaga dari larutan CuSO4, tetapi logam X ini tidak bereaksi dengan larutan ZnCl2. Manakah deret volta dibawah ini yang menyatakan bertambah kuatnya sifat reduktor
a. Zn – Cu – X d. Cu – Zn – X
b. Zn – X – Cu e. Cu – X – Zn
c. X – Zn – Cu
14. Pada senyawa manakah atom mangan mempunyai bilangan oksidasi paling tinggi :
a. MnO2 c. MnSO4 e. Mn2O3
b. K2MnO4 d. KMnO4
15. Pada pembakaran 2 liter gas (Mr = 30) dengan O2 berlebih terbentuk 8,8 gram CO2 (Mr = 44), jika semua gas diukur pada saat 1,4 gram N2 (N = 14) volumenya 1 liter, kandungan karbon dalam senyawa tersebut adalah
a. 80% c. 75% e.60%
b. 50% d. 90%
16. Diketahui :
Maka menurut hukum Hess :
a. ΔH1 + ΔH2 = ΔH3 + ΔH4
b. ΔH2 + ΔH3 = ΔH1 + ΔH4
c. ΔH1 + ΔH3 = ΔH2 + ΔH4
d. ΔH4 + ΔH1 = ΔH2 + ΔH4
17. Persamaan reaksi :
2SO2(g) + O2 (g) 2SO3 (g) ΔH = - 198 kJ
Menyatakan bahwa :
a. ΔH pembakaran SO2 = -198 kJ/mol
b. ΔH pembentukan SO3 = - 99 kJ/mol
c. ΔH peruraian SO3 = + 99 kJ/mol
d. Kalor pembakaran SO3 = + 99 kJ/mol
e. Reaksi adalah orde 1
18. Pada reaksi : A + B C, diperoleh data sebagai berikut :
No. A B V (M/det)
1 0,01 0,05 2
2 0,01 0,20 32
3 0,02 0,20 128
Orde reaksi terhadap A dan B berturut-turut adalah :
a. 1 dan 1 c. 2 dan 1 e. 2 dan 3
b. 2 dan 2 d. 1 dan 2
19. Suatu reaksi berlangsung pada suhu 30oC. bila setiap kenaikan 10oC tetapan kecepatan reaksinya meningkat 2 kali, maka kecepatan reaksi pada 70oC dibandingkan 30oC akan meningkat :
19. a. 2 kali b. 8 kali e. 16 kali
c. 32 kali d. 64 kali
20. Semua polimer berikut terbentuk dengan polimerisasi adisi, kecuali
a. karet buatan
b. PVC
c. polypropilene
d. nilon
e. polytilena
21. Senyawa dengan rumus struktur sebagai berikut diberi nama ...
a. fenilasetal
b. asam benzoat
c. hidroksi benzena
d. asam toluat
e. asam benzofenolut
22. Rumus senyawa di bawah digunakan sebagai ...
a. pengawet
b. pemanis
c. antiseptik
d. penambah rasa
e. antioksidan
23. Data hasil percobaan sebagai berikut:
Larutan yang merupakan elektrolit adalah ...
a. I, II dan III
b. I, II dan IV
c. I, III dan V
d. II, III dan V
e. Tidak ada
24. Diketahui beberapa senyawa karbohidrat alam :
i. Glukosa
ii. Maltosa
iii. Glikogen
iv. Amilum
v. Fruktosa
vi. Mannosa
Diantara karbohidrat berikut, manakah yang merupakan suatu disakarida :
a. 1 dan 2 c. 3 dan 4 e. 2 dan 6
b. 2 dan 3 d. 1 dan 5
25. Manakah senyawa berikut yang bertitik didih paling rendah ?
a. CH4 c. C2H5OH e. HNO3
b. CH3COOH d. NaCl
26. Dibawah ini yang merupakan senyawa eter adalah
a. Etil karbamida
b. Etil Asetat
c. Etanon
d. Metoksi Propana
e. Sikloheksanon
27. Berikut ini yang merupakan senyawa yang bersifat amfiftrik adalah
a. H2SO4 c. KClO4 e. HNO3
b. CO32- d. HSO4-
28. Berikut ini yang termasuk jenis koloid adalah
a. Susu, karbol, asam asetat
b. Santan, susu, asam asetat
c. Asam asetat, susu, yogurt
d. Santan, susu, aerosol
e. Busa, susu, air
29. Larutan dibawah ini yang termasuk larutan elektrolit adalah
a. Asam asetat c. Glukosa e. Gliserol
b. Etanol d. Sukrosa
30. Manakah dari reaksi senyawa berikut yang termasuk reaksi substitusi
1. Etanol menjadi Etana
2. Asam Etanoat menjadi Etanol
3. Etil Klorida menjadi Etil Sulfonat
4. Etuna menjadi Etena
5. Etanalmenjadi Asam Etanoat
31. Sebanyak 56 gram kapur yang mengandung CaO dilarutkan dalam air hingga volumenya 100 mL, 20 mL dari larutan ini tepat dinetralkan dengan larutan HCl 0,1M sebanyak 10 mL. jika Mr CaO = 56, persentase CaO dalam kapur adalah :
a. 0,25% c. 0,50% e. 20%
b. 50% d. 75 %
32. Dialam terdapat 2 isotop boron (B) yaitu 10B dengan kelimpahan 19,78% dan massa 10,013 amu, serta 11B dengan kelimpahan 80,22% dan massa 11,009 amu. Dari data ini maka massa rata-rata Boron di alam yakni
a. 10,18 amu d. 10,81 amu
b. 10,91 amu e. 10,51 amu
c. 10,99 amu
33. 17. Sebanyak 0,5000 gram contoh besi magneti (Fe3O4 tak murni) diolah hingga besinya diendapkan ebagai besi (III) hidroksida. Endapan dipanaskan dan berubah menjadi Fe2O3 dan diperoleh sebanyak 0,4980 gram. Berapakah persentase Fe3O4 dalam contoh besi tersebut
a. 35,0% c. 96,3% e. 99,1%
b. 96,3% d. 89,8 %
34. Satu mol Logam M tepat bereaksi dengan satu mol asam menghasilkan 12 liter gas hydrogen, yang diukur pada saat volume 3,5 gra N2 (Mr = 28) adalah 3 liter. Maka rumus garam yang terbentuk adalah
a. MCl c. MSO4 e. MPO4
b. M2SO4 d. MNO3
35. Diketahui 17,1 gram Ba(OH)2 tepat bereaksi dengan 6,2 gram asam H3X, mebentuk garam Ba3X2 dan air, jika Ar Ba = 137, O = 16, H = 1 maka Ar X adalah
a. 171 c. 137 e. 90
b. 86 d. 115
ESSAY TEST
1. Suatu senyawa yang mengandung Boron (B) dan Flour (F) ternyata beratnya mengandung 22,1% Boron dan sisanya Flour. Senyawa trsebut larut dalam Benzena. Sebanyak 0,146 gram senyawa dilarutkan dalam 10 gram Benzena (Mr Benzena = 78 g/mol dan ρ = 0,995 gr/mL) pada temperature 25oC memberikan tekanan uap larutan 94,16 mmHg. Jika tekanan uap murni Benzena adalah 95,26 mmHg, maka :
a. Tentukan rumus empiris senyawa tersebut
b. Tentuan rumus empiris senyawa tersebut
c. Gambarkan struktur lewis senyawa tersebut
d. Tentukan tekanan osmotic senyawa tersebut dalam benzene (R = 0,082 L atm-1 K-1)
Selamat Bekerja
--------------AHL------------------
Pencampuran Bahan Kimia (MIXING PROCESS)
PENCAMPURAN BAHAN KIMIA
A. MIXING (PENCAMPURAN)
1. Defenisi Pencampuran (mixing)
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan bahan-bahan. Dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan alat pencampur supaya pencampuran dapat berlangsung dengan baik
2. Tujuan pencampuran
- Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen
- Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen, mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang besar, menghilangkan perbedaan konsentrasi dan perbedaan suu, mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merata gas-gas dan uap-uap yang timbul
- Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya atau menghasilkan produk akhir yang baik
Derajat pencampuran adalah ukuran tercampurnya dengan merata bahan-bahan yang ada dalam suatu campuran pada saat pembentukan campuran yang homogeny.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran
Derajat pencampuran dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
- Aliran
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi basanya menguntungkan proses pencampuran. Sebalikanya aliran yang laminer dapat menggagalkan pencampuran
- Ukuran Partikel
Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya didalam campuran, maka proses pencampuran akan semakin baik. Perbedaan ukuran yang besar dalam proses pencampuran akan menyulitkan dalam terciptanya derajat pencampuran yang tinggi.
- Kelarutan
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur pada pencampuran, maka akan semakin baik pencampurannya. Pada saat pelarutan terjadi, terjadi pula perstiwa difusi laju difusi dipercepat oleh adanya aliran. Kelarutan sebanding dengan kenaikan suhu, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan naiknya suhu derajat pencampuran akan semakin baik pula.
- Viskositas campuran
- Jenis bahan yang dicampur
- Urutan pencampuran
- Suhu dan Tekanan (pada gas)
- Bahan tambahan pada pencampuran seperti emulgator.
4. Keadaan Agregasi pada pencampuran
Keadaan agregasi adalah bentuk penampilan materi yang dapat berupa gas, cairan atau padat. Sehubungan dengan itu campuran dapat memperlihatkan sifat-sifat yang sangat berbeda satu sama lain dan memerlukan persyaratan tertentu pada pemilihan alat pencampur.
5. Jenis – jenis campuran
Suatu campuran bahan kimia dapat mengikuti jenis-jenis berikut ini :
- Campuran heterogen
- Koloid
- Suspensi
- Larutan sejati atau campuran homogen
6. Pemilihan Alat Pencampur
Pemilihan alat pencampur didasarkan pada :
- Jenis bahan-bahan yang akan dicampur (keadaan agregasi, besarnya partikel,kerapatan bahan)
- Jenis campuran yang akan dibuat atau dihasilkan dari pencampuran
- Jumlah pencampuran
- Derajat pencampuran yang ingin dipakai
- Tujuan pencampuran yang diinginkan
- Sistem operasi dari pencampuran
Pencampuran padat-padat
Pada pencampuran padat-padat, pencampuran biasanya dilakukan setelah proses sizing dan grinding. Dalam hal ini alat penggiling dan alat pencampur dapat dijadikan satu dalam suatu alat yang lebih besar. Proses pemberian bentuk dan pengisian sering dirangkai sesudahnya. Pengecilan ukuran dimaksudkan agar derajat pencampuran yang dihasilkan lebih tinggi, dengan waktu pencampuran lebih singkat dan sistem pencampuran lebih sederhana dan mudah. Pada industri pencampuran bahan padat biasanya menggunakan alat pengguliran dengan bejana-bejana berkedudukan tetap tetapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar.
Faktor-faktor yang tidak menguntungkan pada proses pencampuran diantaranya adalah :
- Kadar kelembaban yang tinggi di dalam bahan atau yang sangat berbeda diantara bahan dapat mengakibatkan penggumpalan. Bahan tidak lagi dapat ditaburkan tetapi melekat pada dinding bejana atau pada bagian pencampur lainnya, atau juga membentuk gumpalan-gumpalan yang ikut berputar.
- Muatan elektrostatik pada bahan juga dapat menyebabkan penggumpalan, khususnya pada partikel-partikel yang amat kecil (< 20µm) - Perbedaan mencolok dalam ukuran butir atau kerapatan bahan mempersulit pencampuran. Pola aliran yang kurang menguntungkan akan menyebabkan campuran terpisah kembali. - Ukuran butir yang sangat kecil mengakibatkan tahanan gesek yang tinggi sehingga waktu pencampuran semakin lama. - Fraksi volume terisi yang terlalu besar (>2/3 volume bejana) tidak memungkinkan pengguliran bahan secara intensif.
- Frekuensi putaran bejana atau alat pencampur yang terlalu tinggi mengakibatkan bahan hanya berputar dalam bentuk lingkaran saja. Gerakan yang diinginkan (misalnya gerakan jatuh) tidak tercapai.
Beberapa alat pencampur bahan padat-padat
a. Pencampur tromol
Pencampur ini berupa sebuah bejana silindris yang horizontal berputar pada sumbu panjangnya. Dengan putaran ini, bahan terangkat sepanjang bagian dalam dinding dan kemudian jatuh kembali.
Karena sebagian besar aliran berarah vertikal, diperlukan waktu campur yang lama. Pencampur tromol yang besar seringkali diberi bentuk kerucut pada penyangga saluran keluaran. Adapun persyaratan untuk pencampuran dengan menggunakan alat ini adalah derajat pencampuran yang dihasilkan haruslah tidak terlalu kental.
b. Pencampur Pusar
Pencampur ini berupa bejana silindris berputar mengelilingi suatu sumbu diagonal. Prinsip kerjanya adalah bahan diangkat dan kemudian dijatuhkan lagi kebawah. Pada saat jatuh bahan terdistribusi dan termampatkan. Pencampur jenis ini akan baik untuk memperoleh derajat pencampuran yang tinggi, tetapi proses yang berlangsung tidak efektif karena bahan yang dicampurkan harus dalam jumlah yang sedikit.
c. Pencampur kerucut
Berupa sebuah bejana dengan sebelah atau kedua belah sisi berbentuk kerucut berputar mengelilingi sumbu yang melintang. Prinsip kerja dan keuntungan pencampur ini sama seperti pencampur Pusar
d. Pencampur V
Berupa sebuah bejana dengan sebelah atau kedua belah sisinya berbentuk V berputar mengelilingi sumbu yang melintang. Sama seperti pencampur kerucut, pencampur ini tidak efesien digunakan dalam industri.
e. Pencampur Kocok (pencampur Turbula)
Berupa sebuah bejana yang dipasang pada sutu sistem pemegang, digoyangkan hingga memberikan gerakan kocok tiga dimensi. Dengan gerakan tersebu bahan mengalir kian kemari bercampur aduk. Pencampur ini digunakan untuk pencampuran < 1m3 yang cepat dan intensif.
f. Pencampur Pedal
Berupa sebuah bejana silindris yang mendatar yang didalamnya terdapat beberapa pedal yang dapat berputar pada sumbu horizontal. Pencampur jenis ini dapat mencampur bahan dalam jumlah yang relatif banyak.
g. Pencampur Spiral Ganda
Berupa bejana silindris mendatar yang didalamnya terdapat dua buah pita spiral yang mempunyai jari-jari berlawanan. Pita-pita jari-jari ini berputar secara horizontal dan bertikal secara bersamaan.
h. Pencampur spiral Planet (Pencampur Nauta)
Berupa bejana berbentuk kerucut yang didalamnya terdapat spiral yang dapat berputar dan menyusuri dinding bejana. Karena putaran spiral, bahan diangkat dan kemudian jatuh kembali kebawah mengikuti aliran spiral tersebut. Pencampur ini sesuai untuk digunakan dalam mencapur bahan dalam jumlah yang besar.
i. Pencampur Unggun Denyut
Berupa seuah bejana yang bagian atasnya berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk kerucut. Dibagian bawah terdapat cincin berongga yang dilengkapi dengan penyembur gas. Jadi bahan dipusarkan oleh aliran gas. Pencampur ini tidak begitu populer karena prinsip kerjanya yang rumit dan bahaya penggunaannya cukup besar.
Pencampuran Padat-Cair
Pembentukan bahan-bahan kimia umumnya memerlukan air dalam pencamprannya. Disini dapat terbentuk bahan padat yang lembab atau campuran yang sangat viskos seperti pasta atau adonan. Pada saat pencampuran bahan-bahan yang sangat viskos dibutuhkan gaya yang besar untuk memisah-misahkan bahan. Bagian bahan yang satu harus saling digesekkan dengan bahan yang lain, kemudian disatukan kembali. Proses ini dinamakan menguli. Untuk tujuan inilah dibuat suatu alat penguli yang memudahkan dalam proses pencampuran. Beberapaalat penguli umum yaitu :
a. Penguli Bak Ganda
Berupa sebuah bejana persegi yang mempunyai bagian bawah berbentuk sepasang setengah-silinder yang berdampingan. Didalamnya berputar dua perkakas campur yang terletak horizontal dan umumnya berbentuk seperti huruf Z. bahan secara terus menerus dicabik-cabik, ditekan ke dinding dan disatukan kembali oleh kedua perkakas tersebut.
b. Penguli Spiral
Satu atau dua perkakas campur yang biasanya berbentuk spiral berputar dalam rumah penguli yang horizontal dan panjang. Rumah dan spiral seringkali dilengkapi dengan komponen pengganggu berupa gigi-gigi, rusuk-rusuk, cakram-cakram penahan. Bahan yang bergerak maju dalam arah memanjang dicabik-cabik dan disatukan kembali oleh aliran balik dan gaya geser yang kuat.
c. Penguli Aduk
Didalam sebuah bejana vertikal yang berbrntuk silinder atau kerucut, bahan digilas dan diuli oleh satu atau dua perkakas campuryang mirip pengaduk. Pengaduk dapat dipasangkan di dalam bejana dari sebelah atas ataupun dari bawah, baik secara vertikal ataupun miring. Untuk menunjang proses pencampuran dan untuk membangkitkan efek gaya geser sering diperlukan perkakas pengikis atau perkakas pengganggu lainnya. Penguli aduk digunakan untuk mencampur dan menguli bahan dengan viskositas menengah.
d. Penguli Gilas
Sejumlah rol penggilas disusun sejajar dalam jarak yang dekat satu sama lain. Rol-rol berputar dengan kecepatan yang berbeda, secara searah atau berlawanan. Bahan secata terus menerus di cabik-cabik oleh geseran antara roda dan kemudian disatukan kembali. Penguli ini terutama digunakan untuk mencampur bahan-bahan yang sangat lengket.
Pencampuran Padat-Gas
Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses pengeringan, pemanggangan ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan kontak bahan padat dengan gas selalu diusahakan seluas mungkin. Untuk maksud ini bahan padat dialiri, ditembus atau dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau difluidisasikan. Lat yang digunakan untuk tujuan ini seringkali dikenal dengan bejana unggun terfluidisasikan.
Pencampuran Cair-Padat
Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada pembuatan produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan bahan padat. Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi. Tetapi bila kelaruta padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk larutan.
Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam cairan. Pelarutan dan kelarutan bahan umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut yaitu :
- Luas permukaan bahan
- Konsentrasi
- Suhu
- Tekanan (khusus pada gas)
- Efek ion senama
- Efek ion asing
Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan padatan adalah dengan menggerakkan cairan di dalam bejana secara turbulen. Gerakan turbulen dapat dihasilkan oleh pengaduk ataupun pencampur getar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencampuran Cair-Padat :
1. Bejana Pengaduk
Dalam industri kimia, bejana pengaduk merupakan tangki pengaduk ataupun autoklaf. Penggunaan bejana ini disesuaikan dengan maksud dan tujuan pencampuran. Misalnya untuk operasi kontinyu seringkali dipergunakan tanki pengaduk, sedangkan untuk maksud pencampuran bertekanan digunakan autoklaf.
Wadah pengaduk biasanya adalah berbentuk silinder terbuka atau tertutup sedikit sesuai jenis reaksi yang akan dilangsungkan. Kebanyakan dari wadah pengaduk dibuat dari bahan isolator ataupun semi konduktor.
Tangki pengaduk atau tanki reaksi biasanya didesain untuk melakukan reaksi-reaksi pada tekanan diatas tekanan atmosfir, namun seringkali juga digunakan untuk proses lain seperti pencampuran, pelarutan, penguapan, ekstraksi ataupun kristalisasi.untuk pertukaran panas, tanki biasanya dilengkapi dengan mantel ganda yang dilas atau disambung dengan flens, atau dilengkapi dengan kumparan berbentuk pipa yang di las. Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki, tanki dapat diisolasi.
Perlu diingat bahwa tanki pengaduk didesain sesuai dengan keperluan, misalnya untuk reaksi dalam beberapa sistem operasi (terisolasi, terbuka ataupun tertutup), proses kerja dan keperluan pengerjaan. Oleh karena itu kadangkala tangki dilengkapi dengan berbagai lubang khusus. Lubang-lubang khusus ini misalnya : sumbu pengaduk/penyekat, pipa penyuling, alat ukur pengendali, saluran pemasukan dsb.
Autoklaf adalah salah satu jenis bejana pengaduk yang dapat melangsungkan reaksi pada tekanan diatas 2 bar.
2. Pengaduk
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan didalam bejana pengaduk yang digunakan. Alat pengaduk ini biasanya terdiri atas sumbu pengaduk dan sirip pengaduk yang dirangkai menjadi satu kesatuan. Alat pengaduk dibuat dan didesain sesuai dengan keperluan pengadukan. Jenis pengaduk harus disesuaikan dengan faktor berikut ini yakni :
- Jenis dan ukuran pengaduk
- Jenis bejana pengaduk
- Jenis dan jumlah bahan yang dicampur
Pemilihan alat pengaduk dari sejumlah besar alat pengaduk yang ada hanya dapat dilakukan melalui percobaan dan pengalaman. Untuk masalah pencampuran yang tertentu dari bahan campur dan bejana pengaduk tertentu, pengaduk yang optimal biasanya hanya dapat dipilih melalui pengalaman saja.
Alat pengaduk yang paling sering digunakan untuk masalah pencampuran cairan dengan padatan ataupun untuk cairan dengan cairan antara lain adalah :
1. Alat pengaduk jangkar
Alat pengaduk ini terdiri dari sebuah batang yang dilengkungkan sehingga menyerupai sebuah jangkar. Kelengkungan disesuaikan dengan bentuk bejana pengaduk. Pengaduk jangkar memiliki diameter yang besar (misalnya 95% dari diameter bejana) dan berputar lambat. Bejana ini dapat digunakan untuk bahan-bahan yang sangat viskos atau bahan-bahan dengan berat spesifik yang tinggi seperti suspensi. Pengaduk ini memungkinkan terjadinya pertukaran panas, mencegah terjadinya pengendapatn atau pelekatan padatan pada dasar bejana. Pengaduk ini menghasilkan derajat pencampuran yang cukup besar.
2. Alat Pengaduk Bingkai
Pengaduk ini terdiri dari sebuah bingkai persegi atau dua buah lengan jangkar yang dipasang bersusun. Pengaduk ini mempunyai diameter 2/3 dari diameter bejana tersebut dan berputaran lambat.
3. Alat Pengaduk Palet
Pengaduk ini tersusun atas sebuah bingkai atau dua pelat yang dipasang bersusun. Bagian atasnya berbentuk persegi, bagian bawah terpotong miring sehingga sesuai denan bentuk bejana, memiliki diameter ½ kali diameter bejana.
4. Alat pengaduk Impeler
Pengaduk ini terdiri atas tiga daun yang melengkung. Biasanya daun tersebut agak bengkok keatas sehingga sesuai dengan bentu dasar bejana. Pengaduk impeler mempunyai diameter sebesar 2/3 hingga ½ dari diameter bejana dan frekuensi putarannya 100-200 rpm
Pengaduk impeler dibuat dari satu atau beberapa bagian. Karena pengaduk ini dapat dilapisi email dengan baik, alat ini seringkali digunakan dalam bejana pengaduk yang beremail. Bersama dengan perangkat penggerak yang dapat dikontrol, pengaduk impeler dapat dimanfaatkan secara serba guna, misalnya untuk melarutkan, mensuspensikan atau mengemulsikan padatan dalam cairan serta juga untuk reaksi-reaksi kimia dan proses-proses pertukaran panas.
5. Alat Pengaduk Propeler
Pengaduk ini terdiri atas sebuah propeler yang mirip dengan baling-baling pendorong kapal dengan dua atau tiga daun yang dipasang miring. Biasanya alat pengaduk propeler dibuat dalam dua bagian dan berputar dengan cepat.
Pengaduk propeler digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah (pada viskositas yang tinggi, biasanya bahan tidak dapat digerakkan oleh propeler).
6. Alat pengaduk Turbin
Jenis sederhana dari pengaduk ini terdiri atas sebuah cakram yang sisi bawahnya mempunyai beberapa sudu vertikal yang disususun secara radial. Pengaduk turbin lebih sering digunakan untuk bahan dengan viskositas yang rendah. Pengaduk ini seringkali disebut sebagai pengaduk serba guna karena dapat digunakan untuk berbagai jenis keperluan.
7. Pencampur Getar
Alat ini terdiri atas sebuah cakram mendatar dengan lubang-lubang yang berbentuk kerucut. Sebuah sumber getar elektromagnetik digantungkan dengan pegas pada kerangka alat. Elalui sebuah batang penghubung, cakram digetarkan vertical oleh sumber getar. Akibat getaran tersebut, bahan ditekan untuk melewati lubang-lubang cakram dari bawah ke atas atau sebaliknya. Dengan demikian terjadi suatu aliran vertical yang kuat di sekitar cakram, dan terjadi turbulensi yang tinggi dalam seluruh bahan.
Pencampur getar sesuai misalnya untuk membuat larutan, suspensi atau emulsi dengan viskositas yang rendah. Bejana yang dipakai seringkali terbuka, dengan ukuran yang kecil hingga sedang. Intensitas getaran-yang berarti juga derajat turbulensi- ummnya dapat diatur secara elektrik. Yang merugikan dari pencampur getar adalah kebisingan yang ditimbulkannya.
Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi.
Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar. Metode lainnya adalah misalnya dengan menyampur dengan penyemprot, dengan pompa, dengan menghembuskan gas kedalam cairan atau dengan mesin pengecil ukuran.
1. Pencampuran dengan alat pengaduk dan pencampur getar
Untuk persoalan pencampuran yang sederhana seperti untuk membuat larutan sejati, dapat digunakan pengaduk dengan putaran lambat seperti pengaduk jangkar, pengaduk bingkai, pengaduk palet dan pengaduk impeler. Untuk membuat emulsi halus dapat dipergunakan alat pengaduk dengan putaran cepat seperti alat pengaduk propeler, pengaduk turbin, pengaduk cakram gigi, ataupun pengaduk palet.
2. Pencampuran dengan alat semprot
Pada instalansi-instalansi yang bekerja secara kontinyu, cairan-cairan yang dapat saling melarut seringkali tercampur dengan sendirinya di dalam saluran-saluran pipa. Akan tetapi karena pencampuran oleh turbulensi di dalam pipa tanpa adanya alat pendukung lain tidak begitu besar, cairan dengan volume yang lebih kecil seringkali dimasukkan bersama-sama cairan lain ke dalam pipa.
3. Pencampuran dengan Alat Pompa
Seringkali penggunaan pompa sentrifugal telah cukup untuk menanggulangi persoalan pencampuran yang sederhana. Pompa tersebut dipasang sebagai alat pendorong cairan pada saluran pipa. Untuk persoalan yang lebih sukar, efek pencampuran yang baik dapat dicapai dengan memutar bahan secara terus menerus secara sirkulasi. Bahan umumnya dihisap dari bejana campur dengan sebuah pompa sentrifugal dan disalurkan kembali.
Pencampuran Cair-Gas
Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan kedalam cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas. Adapun contoh pencampuran cair-gas adalah pada proses hidrogenasi, chlorinasi dan fosfogenasi.
Metode yang paling sering dilakukan untuk mencampur cairan dengan gas adalah membuat gerakan turbulen di dalam bejana pengaduk dengan alat pengaduk atau dengan pencampur getar. Untuk hal-hal yang khusus misalnya pembuatan busa pemadam api, digunakan suatu injektor.
Pencampuran Gas-Padat
Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang dilakukan. Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan persoalannya adalah bagaimana mendistribusikan bahan padat itu secara merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan bahan padat akan terbentuk debu maupun asap.
Metode terpenting untuk mencampur gas dengan bahan padat adalah dengan menggunakan aat penakar bahan padat dan penyemburan dengan alat semprot.
Pencampuran Gas-Cair
Sama seperti pencampuran gas-padat, proses ini jarang dilakukan. Pencampuran ini misalnya digunakan pada alat pengering sembur, pembakaran minyak pada menara-menara linang (trickled tower). Persoalan dalam pencampuran ini umumnya ialah bagaimana mendistribusikan cairan secara merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan cairan akan terjadi tetesan ataupun kabut.
Pencampuran Gas-Gas
Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengangas (misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode terpenting untuk mencampur gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat semprot atau injektor.
B. AGLOMERASI
Aglomerasi dapat diartikan secara luas sebagai penyatuan partikel-partikel kecil yag berbentuk padat atau cair menjadi bagian-bagian yang lebih besar (aglomerat). Mengaglomerisasikan berarti memperbesar, jadi proses ini akan berlawanan dengan proses grinding.
Tujuan aglomerisasi diantaranya adalah menghasilkan aglomerat yg lebih baik dalam hal :
- Lebih mudah untuk diolah, ditakar dan diangkat
- Lebih mudah digunakan pada produk akhir
- Lebih mudah untuk digunakan dalam pengolahan selanjutnya
Pembentukan Aglomerat pada dasarnya terbentuk dari tiga cara yakni :
- Pembentukan bagian yang lebih besar (misalnya granula,pellet) dengan bantuan cairan ataupun zat-zat pengikat
- Pemampatan dengan tekanan untuk menghasilkan bongkahan yang mempunyai bentuk (misalnya briket, tablet). Pemampatan dilakukan dengan atau tanpa zat pengikat.
- Sintering (peleburan butiran padat, misalnya keramik atau logam yang berpori) dengan proses thermal.
Proses aglomerisasi terpenting yang terutama dilakukan adalah pada industri farmasi seperti pembuatan butiran (granulasi), pembuatan tablet dan pembuatan pil berlapis gula (drage). Proses-proses ini dimaksudkan untuk menghasilkan bentuk penyajian yang khusus bagi produk farmasi.
A. MIXING (PENCAMPURAN)
1. Defenisi Pencampuran (mixing)
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan bahan-bahan. Dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan alat pencampur supaya pencampuran dapat berlangsung dengan baik
2. Tujuan pencampuran
- Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen
- Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar tetap homogen, mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang besar, menghilangkan perbedaan konsentrasi dan perbedaan suu, mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merata gas-gas dan uap-uap yang timbul
- Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya atau menghasilkan produk akhir yang baik
Derajat pencampuran adalah ukuran tercampurnya dengan merata bahan-bahan yang ada dalam suatu campuran pada saat pembentukan campuran yang homogeny.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran
Derajat pencampuran dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
- Aliran
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi basanya menguntungkan proses pencampuran. Sebalikanya aliran yang laminer dapat menggagalkan pencampuran
- Ukuran Partikel
Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya didalam campuran, maka proses pencampuran akan semakin baik. Perbedaan ukuran yang besar dalam proses pencampuran akan menyulitkan dalam terciptanya derajat pencampuran yang tinggi.
- Kelarutan
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur pada pencampuran, maka akan semakin baik pencampurannya. Pada saat pelarutan terjadi, terjadi pula perstiwa difusi laju difusi dipercepat oleh adanya aliran. Kelarutan sebanding dengan kenaikan suhu, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan naiknya suhu derajat pencampuran akan semakin baik pula.
- Viskositas campuran
- Jenis bahan yang dicampur
- Urutan pencampuran
- Suhu dan Tekanan (pada gas)
- Bahan tambahan pada pencampuran seperti emulgator.
4. Keadaan Agregasi pada pencampuran
Keadaan agregasi adalah bentuk penampilan materi yang dapat berupa gas, cairan atau padat. Sehubungan dengan itu campuran dapat memperlihatkan sifat-sifat yang sangat berbeda satu sama lain dan memerlukan persyaratan tertentu pada pemilihan alat pencampur.
5. Jenis – jenis campuran
Suatu campuran bahan kimia dapat mengikuti jenis-jenis berikut ini :
- Campuran heterogen
- Koloid
- Suspensi
- Larutan sejati atau campuran homogen
6. Pemilihan Alat Pencampur
Pemilihan alat pencampur didasarkan pada :
- Jenis bahan-bahan yang akan dicampur (keadaan agregasi, besarnya partikel,kerapatan bahan)
- Jenis campuran yang akan dibuat atau dihasilkan dari pencampuran
- Jumlah pencampuran
- Derajat pencampuran yang ingin dipakai
- Tujuan pencampuran yang diinginkan
- Sistem operasi dari pencampuran
Pencampuran padat-padat
Pada pencampuran padat-padat, pencampuran biasanya dilakukan setelah proses sizing dan grinding. Dalam hal ini alat penggiling dan alat pencampur dapat dijadikan satu dalam suatu alat yang lebih besar. Proses pemberian bentuk dan pengisian sering dirangkai sesudahnya. Pengecilan ukuran dimaksudkan agar derajat pencampuran yang dihasilkan lebih tinggi, dengan waktu pencampuran lebih singkat dan sistem pencampuran lebih sederhana dan mudah. Pada industri pencampuran bahan padat biasanya menggunakan alat pengguliran dengan bejana-bejana berkedudukan tetap tetapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar.
Faktor-faktor yang tidak menguntungkan pada proses pencampuran diantaranya adalah :
- Kadar kelembaban yang tinggi di dalam bahan atau yang sangat berbeda diantara bahan dapat mengakibatkan penggumpalan. Bahan tidak lagi dapat ditaburkan tetapi melekat pada dinding bejana atau pada bagian pencampur lainnya, atau juga membentuk gumpalan-gumpalan yang ikut berputar.
- Muatan elektrostatik pada bahan juga dapat menyebabkan penggumpalan, khususnya pada partikel-partikel yang amat kecil (< 20µm) - Perbedaan mencolok dalam ukuran butir atau kerapatan bahan mempersulit pencampuran. Pola aliran yang kurang menguntungkan akan menyebabkan campuran terpisah kembali. - Ukuran butir yang sangat kecil mengakibatkan tahanan gesek yang tinggi sehingga waktu pencampuran semakin lama. - Fraksi volume terisi yang terlalu besar (>2/3 volume bejana) tidak memungkinkan pengguliran bahan secara intensif.
- Frekuensi putaran bejana atau alat pencampur yang terlalu tinggi mengakibatkan bahan hanya berputar dalam bentuk lingkaran saja. Gerakan yang diinginkan (misalnya gerakan jatuh) tidak tercapai.
Beberapa alat pencampur bahan padat-padat
a. Pencampur tromol
Pencampur ini berupa sebuah bejana silindris yang horizontal berputar pada sumbu panjangnya. Dengan putaran ini, bahan terangkat sepanjang bagian dalam dinding dan kemudian jatuh kembali.
Karena sebagian besar aliran berarah vertikal, diperlukan waktu campur yang lama. Pencampur tromol yang besar seringkali diberi bentuk kerucut pada penyangga saluran keluaran. Adapun persyaratan untuk pencampuran dengan menggunakan alat ini adalah derajat pencampuran yang dihasilkan haruslah tidak terlalu kental.
b. Pencampur Pusar
Pencampur ini berupa bejana silindris berputar mengelilingi suatu sumbu diagonal. Prinsip kerjanya adalah bahan diangkat dan kemudian dijatuhkan lagi kebawah. Pada saat jatuh bahan terdistribusi dan termampatkan. Pencampur jenis ini akan baik untuk memperoleh derajat pencampuran yang tinggi, tetapi proses yang berlangsung tidak efektif karena bahan yang dicampurkan harus dalam jumlah yang sedikit.
c. Pencampur kerucut
Berupa sebuah bejana dengan sebelah atau kedua belah sisi berbentuk kerucut berputar mengelilingi sumbu yang melintang. Prinsip kerja dan keuntungan pencampur ini sama seperti pencampur Pusar
d. Pencampur V
Berupa sebuah bejana dengan sebelah atau kedua belah sisinya berbentuk V berputar mengelilingi sumbu yang melintang. Sama seperti pencampur kerucut, pencampur ini tidak efesien digunakan dalam industri.
e. Pencampur Kocok (pencampur Turbula)
Berupa sebuah bejana yang dipasang pada sutu sistem pemegang, digoyangkan hingga memberikan gerakan kocok tiga dimensi. Dengan gerakan tersebu bahan mengalir kian kemari bercampur aduk. Pencampur ini digunakan untuk pencampuran < 1m3 yang cepat dan intensif.
f. Pencampur Pedal
Berupa sebuah bejana silindris yang mendatar yang didalamnya terdapat beberapa pedal yang dapat berputar pada sumbu horizontal. Pencampur jenis ini dapat mencampur bahan dalam jumlah yang relatif banyak.
g. Pencampur Spiral Ganda
Berupa bejana silindris mendatar yang didalamnya terdapat dua buah pita spiral yang mempunyai jari-jari berlawanan. Pita-pita jari-jari ini berputar secara horizontal dan bertikal secara bersamaan.
h. Pencampur spiral Planet (Pencampur Nauta)
Berupa bejana berbentuk kerucut yang didalamnya terdapat spiral yang dapat berputar dan menyusuri dinding bejana. Karena putaran spiral, bahan diangkat dan kemudian jatuh kembali kebawah mengikuti aliran spiral tersebut. Pencampur ini sesuai untuk digunakan dalam mencapur bahan dalam jumlah yang besar.
i. Pencampur Unggun Denyut
Berupa seuah bejana yang bagian atasnya berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk kerucut. Dibagian bawah terdapat cincin berongga yang dilengkapi dengan penyembur gas. Jadi bahan dipusarkan oleh aliran gas. Pencampur ini tidak begitu populer karena prinsip kerjanya yang rumit dan bahaya penggunaannya cukup besar.
Pencampuran Padat-Cair
Pembentukan bahan-bahan kimia umumnya memerlukan air dalam pencamprannya. Disini dapat terbentuk bahan padat yang lembab atau campuran yang sangat viskos seperti pasta atau adonan. Pada saat pencampuran bahan-bahan yang sangat viskos dibutuhkan gaya yang besar untuk memisah-misahkan bahan. Bagian bahan yang satu harus saling digesekkan dengan bahan yang lain, kemudian disatukan kembali. Proses ini dinamakan menguli. Untuk tujuan inilah dibuat suatu alat penguli yang memudahkan dalam proses pencampuran. Beberapaalat penguli umum yaitu :
a. Penguli Bak Ganda
Berupa sebuah bejana persegi yang mempunyai bagian bawah berbentuk sepasang setengah-silinder yang berdampingan. Didalamnya berputar dua perkakas campur yang terletak horizontal dan umumnya berbentuk seperti huruf Z. bahan secara terus menerus dicabik-cabik, ditekan ke dinding dan disatukan kembali oleh kedua perkakas tersebut.
b. Penguli Spiral
Satu atau dua perkakas campur yang biasanya berbentuk spiral berputar dalam rumah penguli yang horizontal dan panjang. Rumah dan spiral seringkali dilengkapi dengan komponen pengganggu berupa gigi-gigi, rusuk-rusuk, cakram-cakram penahan. Bahan yang bergerak maju dalam arah memanjang dicabik-cabik dan disatukan kembali oleh aliran balik dan gaya geser yang kuat.
c. Penguli Aduk
Didalam sebuah bejana vertikal yang berbrntuk silinder atau kerucut, bahan digilas dan diuli oleh satu atau dua perkakas campuryang mirip pengaduk. Pengaduk dapat dipasangkan di dalam bejana dari sebelah atas ataupun dari bawah, baik secara vertikal ataupun miring. Untuk menunjang proses pencampuran dan untuk membangkitkan efek gaya geser sering diperlukan perkakas pengikis atau perkakas pengganggu lainnya. Penguli aduk digunakan untuk mencampur dan menguli bahan dengan viskositas menengah.
d. Penguli Gilas
Sejumlah rol penggilas disusun sejajar dalam jarak yang dekat satu sama lain. Rol-rol berputar dengan kecepatan yang berbeda, secara searah atau berlawanan. Bahan secata terus menerus di cabik-cabik oleh geseran antara roda dan kemudian disatukan kembali. Penguli ini terutama digunakan untuk mencampur bahan-bahan yang sangat lengket.
Pencampuran Padat-Gas
Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses pengeringan, pemanggangan ataupun pembakaran bahan-bahan padat. Permukaan kontak bahan padat dengan gas selalu diusahakan seluas mungkin. Untuk maksud ini bahan padat dialiri, ditembus atau dihanyutkan oleh gas, disemprotkan atau difluidisasikan. Lat yang digunakan untuk tujuan ini seringkali dikenal dengan bejana unggun terfluidisasikan.
Pencampuran Cair-Padat
Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada pembuatan produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur dengan bahan padat. Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan suspensi. Tetapi bila kelaruta padatan dalam cairan tersebut cukup besar akan terbentuk larutan.
Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam cairan. Pelarutan dan kelarutan bahan umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut yaitu :
- Luas permukaan bahan
- Konsentrasi
- Suhu
- Tekanan (khusus pada gas)
- Efek ion senama
- Efek ion asing
Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan padatan adalah dengan menggerakkan cairan di dalam bejana secara turbulen. Gerakan turbulen dapat dihasilkan oleh pengaduk ataupun pencampur getar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencampuran Cair-Padat :
1. Bejana Pengaduk
Dalam industri kimia, bejana pengaduk merupakan tangki pengaduk ataupun autoklaf. Penggunaan bejana ini disesuaikan dengan maksud dan tujuan pencampuran. Misalnya untuk operasi kontinyu seringkali dipergunakan tanki pengaduk, sedangkan untuk maksud pencampuran bertekanan digunakan autoklaf.
Wadah pengaduk biasanya adalah berbentuk silinder terbuka atau tertutup sedikit sesuai jenis reaksi yang akan dilangsungkan. Kebanyakan dari wadah pengaduk dibuat dari bahan isolator ataupun semi konduktor.
Tangki pengaduk atau tanki reaksi biasanya didesain untuk melakukan reaksi-reaksi pada tekanan diatas tekanan atmosfir, namun seringkali juga digunakan untuk proses lain seperti pencampuran, pelarutan, penguapan, ekstraksi ataupun kristalisasi.untuk pertukaran panas, tanki biasanya dilengkapi dengan mantel ganda yang dilas atau disambung dengan flens, atau dilengkapi dengan kumparan berbentuk pipa yang di las. Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki, tanki dapat diisolasi.
Perlu diingat bahwa tanki pengaduk didesain sesuai dengan keperluan, misalnya untuk reaksi dalam beberapa sistem operasi (terisolasi, terbuka ataupun tertutup), proses kerja dan keperluan pengerjaan. Oleh karena itu kadangkala tangki dilengkapi dengan berbagai lubang khusus. Lubang-lubang khusus ini misalnya : sumbu pengaduk/penyekat, pipa penyuling, alat ukur pengendali, saluran pemasukan dsb.
Autoklaf adalah salah satu jenis bejana pengaduk yang dapat melangsungkan reaksi pada tekanan diatas 2 bar.
2. Pengaduk
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan didalam bejana pengaduk yang digunakan. Alat pengaduk ini biasanya terdiri atas sumbu pengaduk dan sirip pengaduk yang dirangkai menjadi satu kesatuan. Alat pengaduk dibuat dan didesain sesuai dengan keperluan pengadukan. Jenis pengaduk harus disesuaikan dengan faktor berikut ini yakni :
- Jenis dan ukuran pengaduk
- Jenis bejana pengaduk
- Jenis dan jumlah bahan yang dicampur
Pemilihan alat pengaduk dari sejumlah besar alat pengaduk yang ada hanya dapat dilakukan melalui percobaan dan pengalaman. Untuk masalah pencampuran yang tertentu dari bahan campur dan bejana pengaduk tertentu, pengaduk yang optimal biasanya hanya dapat dipilih melalui pengalaman saja.
Alat pengaduk yang paling sering digunakan untuk masalah pencampuran cairan dengan padatan ataupun untuk cairan dengan cairan antara lain adalah :
1. Alat pengaduk jangkar
Alat pengaduk ini terdiri dari sebuah batang yang dilengkungkan sehingga menyerupai sebuah jangkar. Kelengkungan disesuaikan dengan bentuk bejana pengaduk. Pengaduk jangkar memiliki diameter yang besar (misalnya 95% dari diameter bejana) dan berputar lambat. Bejana ini dapat digunakan untuk bahan-bahan yang sangat viskos atau bahan-bahan dengan berat spesifik yang tinggi seperti suspensi. Pengaduk ini memungkinkan terjadinya pertukaran panas, mencegah terjadinya pengendapatn atau pelekatan padatan pada dasar bejana. Pengaduk ini menghasilkan derajat pencampuran yang cukup besar.
2. Alat Pengaduk Bingkai
Pengaduk ini terdiri dari sebuah bingkai persegi atau dua buah lengan jangkar yang dipasang bersusun. Pengaduk ini mempunyai diameter 2/3 dari diameter bejana tersebut dan berputaran lambat.
3. Alat Pengaduk Palet
Pengaduk ini tersusun atas sebuah bingkai atau dua pelat yang dipasang bersusun. Bagian atasnya berbentuk persegi, bagian bawah terpotong miring sehingga sesuai denan bentuk bejana, memiliki diameter ½ kali diameter bejana.
4. Alat pengaduk Impeler
Pengaduk ini terdiri atas tiga daun yang melengkung. Biasanya daun tersebut agak bengkok keatas sehingga sesuai dengan bentu dasar bejana. Pengaduk impeler mempunyai diameter sebesar 2/3 hingga ½ dari diameter bejana dan frekuensi putarannya 100-200 rpm
Pengaduk impeler dibuat dari satu atau beberapa bagian. Karena pengaduk ini dapat dilapisi email dengan baik, alat ini seringkali digunakan dalam bejana pengaduk yang beremail. Bersama dengan perangkat penggerak yang dapat dikontrol, pengaduk impeler dapat dimanfaatkan secara serba guna, misalnya untuk melarutkan, mensuspensikan atau mengemulsikan padatan dalam cairan serta juga untuk reaksi-reaksi kimia dan proses-proses pertukaran panas.
5. Alat Pengaduk Propeler
Pengaduk ini terdiri atas sebuah propeler yang mirip dengan baling-baling pendorong kapal dengan dua atau tiga daun yang dipasang miring. Biasanya alat pengaduk propeler dibuat dalam dua bagian dan berputar dengan cepat.
Pengaduk propeler digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah (pada viskositas yang tinggi, biasanya bahan tidak dapat digerakkan oleh propeler).
6. Alat pengaduk Turbin
Jenis sederhana dari pengaduk ini terdiri atas sebuah cakram yang sisi bawahnya mempunyai beberapa sudu vertikal yang disususun secara radial. Pengaduk turbin lebih sering digunakan untuk bahan dengan viskositas yang rendah. Pengaduk ini seringkali disebut sebagai pengaduk serba guna karena dapat digunakan untuk berbagai jenis keperluan.
7. Pencampur Getar
Alat ini terdiri atas sebuah cakram mendatar dengan lubang-lubang yang berbentuk kerucut. Sebuah sumber getar elektromagnetik digantungkan dengan pegas pada kerangka alat. Elalui sebuah batang penghubung, cakram digetarkan vertical oleh sumber getar. Akibat getaran tersebut, bahan ditekan untuk melewati lubang-lubang cakram dari bawah ke atas atau sebaliknya. Dengan demikian terjadi suatu aliran vertical yang kuat di sekitar cakram, dan terjadi turbulensi yang tinggi dalam seluruh bahan.
Pencampur getar sesuai misalnya untuk membuat larutan, suspensi atau emulsi dengan viskositas yang rendah. Bejana yang dipakai seringkali terbuka, dengan ukuran yang kecil hingga sedang. Intensitas getaran-yang berarti juga derajat turbulensi- ummnya dapat diatur secara elektrik. Yang merugikan dari pencampur getar adalah kebisingan yang ditimbulkannya.
Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat produk akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah pada pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi.
Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan ialah dengan metode turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu pencampur getar. Metode lainnya adalah misalnya dengan menyampur dengan penyemprot, dengan pompa, dengan menghembuskan gas kedalam cairan atau dengan mesin pengecil ukuran.
1. Pencampuran dengan alat pengaduk dan pencampur getar
Untuk persoalan pencampuran yang sederhana seperti untuk membuat larutan sejati, dapat digunakan pengaduk dengan putaran lambat seperti pengaduk jangkar, pengaduk bingkai, pengaduk palet dan pengaduk impeler. Untuk membuat emulsi halus dapat dipergunakan alat pengaduk dengan putaran cepat seperti alat pengaduk propeler, pengaduk turbin, pengaduk cakram gigi, ataupun pengaduk palet.
2. Pencampuran dengan alat semprot
Pada instalansi-instalansi yang bekerja secara kontinyu, cairan-cairan yang dapat saling melarut seringkali tercampur dengan sendirinya di dalam saluran-saluran pipa. Akan tetapi karena pencampuran oleh turbulensi di dalam pipa tanpa adanya alat pendukung lain tidak begitu besar, cairan dengan volume yang lebih kecil seringkali dimasukkan bersama-sama cairan lain ke dalam pipa.
3. Pencampuran dengan Alat Pompa
Seringkali penggunaan pompa sentrifugal telah cukup untuk menanggulangi persoalan pencampuran yang sederhana. Pompa tersebut dipasang sebagai alat pendorong cairan pada saluran pipa. Untuk persoalan yang lebih sukar, efek pencampuran yang baik dapat dicapai dengan memutar bahan secara terus menerus secara sirkulasi. Bahan umumnya dihisap dari bejana campur dengan sebuah pompa sentrifugal dan disalurkan kembali.
Pencampuran Cair-Gas
Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan kedalam cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas. Adapun contoh pencampuran cair-gas adalah pada proses hidrogenasi, chlorinasi dan fosfogenasi.
Metode yang paling sering dilakukan untuk mencampur cairan dengan gas adalah membuat gerakan turbulen di dalam bejana pengaduk dengan alat pengaduk atau dengan pencampur getar. Untuk hal-hal yang khusus misalnya pembuatan busa pemadam api, digunakan suatu injektor.
Pencampuran Gas-Padat
Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang dilakukan. Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing secara pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan persoalannya adalah bagaimana mendistribusikan bahan padat itu secara merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan bahan padat akan terbentuk debu maupun asap.
Metode terpenting untuk mencampur gas dengan bahan padat adalah dengan menggunakan aat penakar bahan padat dan penyemburan dengan alat semprot.
Pencampuran Gas-Cair
Sama seperti pencampuran gas-padat, proses ini jarang dilakukan. Pencampuran ini misalnya digunakan pada alat pengering sembur, pembakaran minyak pada menara-menara linang (trickled tower). Persoalan dalam pencampuran ini umumnya ialah bagaimana mendistribusikan cairan secara merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan cairan akan terjadi tetesan ataupun kabut.
Pencampuran Gas-Gas
Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengangas (misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode terpenting untuk mencampur gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat semprot atau injektor.
B. AGLOMERASI
Aglomerasi dapat diartikan secara luas sebagai penyatuan partikel-partikel kecil yag berbentuk padat atau cair menjadi bagian-bagian yang lebih besar (aglomerat). Mengaglomerisasikan berarti memperbesar, jadi proses ini akan berlawanan dengan proses grinding.
Tujuan aglomerisasi diantaranya adalah menghasilkan aglomerat yg lebih baik dalam hal :
- Lebih mudah untuk diolah, ditakar dan diangkat
- Lebih mudah digunakan pada produk akhir
- Lebih mudah untuk digunakan dalam pengolahan selanjutnya
Pembentukan Aglomerat pada dasarnya terbentuk dari tiga cara yakni :
- Pembentukan bagian yang lebih besar (misalnya granula,pellet) dengan bantuan cairan ataupun zat-zat pengikat
- Pemampatan dengan tekanan untuk menghasilkan bongkahan yang mempunyai bentuk (misalnya briket, tablet). Pemampatan dilakukan dengan atau tanpa zat pengikat.
- Sintering (peleburan butiran padat, misalnya keramik atau logam yang berpori) dengan proses thermal.
Proses aglomerisasi terpenting yang terutama dilakukan adalah pada industri farmasi seperti pembuatan butiran (granulasi), pembuatan tablet dan pembuatan pil berlapis gula (drage). Proses-proses ini dimaksudkan untuk menghasilkan bentuk penyajian yang khusus bagi produk farmasi.
PLANTAE
KINGDOM PLANTAE (TUMBUHAN)
Ciri Dasar :
- Multiselluler
- Eukaryotik
- Biasanya autotrof karena mampu berfotosintesis
- Berkembang biak baik secara vegetatif maupun generatif
Kingdom ini diklasifikasikan menjadi 3 Divisi Yakni :
1. Tumbuhan tak Berpembuluh (Atracheophyta)
Tidak memiliki jaringan xylem dan floem, belum memiliki akar, batang dan daun sejati
Jenis tumbuhan ini yakni Tumbuhan Lumut (Bryophyta) yang berkembang biak secara vegetative dengan spora yang dihasilkan sporangium, dan secara generative dengan jalan peleburan antara gamet jantan (anteridium) dengan gamet betina (Arkegonium)
Jenis-jenis lumut yakni :
a. Lumut Hati (Hepaticeae)
Contoh : Marchantia polymorphora, Spagtinum fimbriatum, Pogonatum cirrhatum
b. Lumut Daun (Muschi)
Contoh : Polytricum commune
2. Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta)
Memiliki xylem dan floem sebagai jaringan pengangkut, memiliki akar, batang dan daun sejati (kormus)
Jenis-jenis Tracheophyta yakni :
a. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Alat perkembangbiakan vegetative berupa spora yang terdapat pada daun (kormofita spora). Spora terkumpul dalam suatu bagian dibawah daun yang disebut sorus. Ciri khas daun yang masih muda adalah selalu tampak menggulung.
Kelas-kelas tumbuhan paku yakni :
1. Paku ekor Kuda (Equisetinae), contohnya : Equisetum debile
2. Paku Kawat (Lycopodineseae) contohnya : Lycopodium cernium, Lycopodium clavatum, Selaginella Sp.
3. Paku Benar (Filicinae) contoh : Adiantum cuneatum (suplir), Azolla pinnata (Paku sampan), Dryopteris Filixmas, Marcilea crenata (semanggi), Alsophilia glauca (paku tiang), Asplenium nidus.
b. Tumbuhan Biji (Spermatophyta)
Memiliki akar, batang dan daun sejati, alat perkembang biakan berupa bunga.
Jenis-jenis tumbuhan biji yakni :
a) Gymnospermae (Berbiji Terbuka)
Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah tetapi menempel pada daun buah.
Ciri-ciri dasar : berakar tunggang, daun berbentuk jarum, kecil tebal, tipis dan lebar. Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina disebut dengan srobilus
Kelas-kelas Gymnospermae :
1. Cycadane (jenis Palem) contoh : Cycas rumphii (pakis haji)
2. Gnetinae, contoh Gnetum Gnemon
3. Coniferinae (tumbuhan semak), contohnya Pinus merkusi
b) Angiospermae (Berbiji Tertutup)
Ciri-ciri
- Alat perkembangbiakan berupa bunga.
- Organ tubuh akar batang daun sudah dapat dibedakan dengan jelas.
- Susunan daun menyirip, menjari, sejajar dan beranekaragam.
- Bakal biji tersimpan dalam daun buah.
- Adanya pembuahan ganda (terjadi dua kali peleburan), yaitu:
antara sel spermatozoid dengan sel telur akan menghasilkan zigot atau biji dan antara sel spermatozoid dengan inti kandung lembaga sekunder (KLS) menghasilkan cadangan makanan.
Tumbuhan biji tertutup dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
a) Dikotil atau dicotyledoneae
Tanaman dikotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- tumbuhan biji berkeping dua.
- akar tunggang.
- daun tersebar berhadap-hadapan.
- batang bercabang.
- tulang daun menyirip atau menjari.
- bagian daun berjumlah kelipatan 2, 4, atau 5.
- biji memiliki dua daun lembaga.
Tumbuhan dikotil memiliki beberapa suku, antara lain:
1. Suku getah–getahan (Euphorbiaceae)
Apabila dilukai bagian tubuhnya akan mengeluarkan getah berwarna putih Contoh: Manihot utilisima (ketela pohon),Hevea brasiliensis (karet).
2. Suku kacang-kacangan (Papilonaceae).
Mahkota bunga berbentuk kupu-kupu, buahnya polong, akar sering ditemukan bintil-bintil akar. Contoh: Arachis hypogeal (kacang tanah), Vigna sinensis (kacang panjang).
3. Suku terung–terungan (Solanaceae)
Bunga berbentuk bintang, terompet, buah buni/buah lapisan dalam berair atau berdaging. Contoh: Solanum lycopersicum (tomat), Capsicum annum (lombok)
b) Monokotil/Monocotyledoneae
Tanaman monokotil memiliki ciri–ciri sebagai berikut:
- tumbuhan biji berkeping satu.
- akar serabut
- daun berseling
- tulang daun sejajar dan berbentuk pita.
- bagian bunga berbilangan tiga.
- biji memiliki satu daun lembaga.
Tumbuhan monokotil memiliki beberapa suku, antara lain:
1. Gramineae (rumput-rumputan).
Contoh padi gandum, jagung dan tebu.
2. Palmae (pinang-pinangan).
Contoh: kelapa, kelapa sawit, dan palem.
3. Liliaceae (bawang-bawangan).
Contoh: bawang merah, bakung.
4. Musaceae (pisang-pisangan).
Contoh: pisang manila, pisang hawaii.
By : Ahmad Husni Lubis, S.Si
Ciri Dasar :
- Multiselluler
- Eukaryotik
- Biasanya autotrof karena mampu berfotosintesis
- Berkembang biak baik secara vegetatif maupun generatif
Kingdom ini diklasifikasikan menjadi 3 Divisi Yakni :
1. Tumbuhan tak Berpembuluh (Atracheophyta)
Tidak memiliki jaringan xylem dan floem, belum memiliki akar, batang dan daun sejati
Jenis tumbuhan ini yakni Tumbuhan Lumut (Bryophyta) yang berkembang biak secara vegetative dengan spora yang dihasilkan sporangium, dan secara generative dengan jalan peleburan antara gamet jantan (anteridium) dengan gamet betina (Arkegonium)
Jenis-jenis lumut yakni :
a. Lumut Hati (Hepaticeae)
Contoh : Marchantia polymorphora, Spagtinum fimbriatum, Pogonatum cirrhatum
b. Lumut Daun (Muschi)
Contoh : Polytricum commune
2. Tumbuhan Berpembuluh (Tracheophyta)
Memiliki xylem dan floem sebagai jaringan pengangkut, memiliki akar, batang dan daun sejati (kormus)
Jenis-jenis Tracheophyta yakni :
a. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Alat perkembangbiakan vegetative berupa spora yang terdapat pada daun (kormofita spora). Spora terkumpul dalam suatu bagian dibawah daun yang disebut sorus. Ciri khas daun yang masih muda adalah selalu tampak menggulung.
Kelas-kelas tumbuhan paku yakni :
1. Paku ekor Kuda (Equisetinae), contohnya : Equisetum debile
2. Paku Kawat (Lycopodineseae) contohnya : Lycopodium cernium, Lycopodium clavatum, Selaginella Sp.
3. Paku Benar (Filicinae) contoh : Adiantum cuneatum (suplir), Azolla pinnata (Paku sampan), Dryopteris Filixmas, Marcilea crenata (semanggi), Alsophilia glauca (paku tiang), Asplenium nidus.
b. Tumbuhan Biji (Spermatophyta)
Memiliki akar, batang dan daun sejati, alat perkembang biakan berupa bunga.
Jenis-jenis tumbuhan biji yakni :
a) Gymnospermae (Berbiji Terbuka)
Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah tetapi menempel pada daun buah.
Ciri-ciri dasar : berakar tunggang, daun berbentuk jarum, kecil tebal, tipis dan lebar. Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina disebut dengan srobilus
Kelas-kelas Gymnospermae :
1. Cycadane (jenis Palem) contoh : Cycas rumphii (pakis haji)
2. Gnetinae, contoh Gnetum Gnemon
3. Coniferinae (tumbuhan semak), contohnya Pinus merkusi
b) Angiospermae (Berbiji Tertutup)
Ciri-ciri
- Alat perkembangbiakan berupa bunga.
- Organ tubuh akar batang daun sudah dapat dibedakan dengan jelas.
- Susunan daun menyirip, menjari, sejajar dan beranekaragam.
- Bakal biji tersimpan dalam daun buah.
- Adanya pembuahan ganda (terjadi dua kali peleburan), yaitu:
antara sel spermatozoid dengan sel telur akan menghasilkan zigot atau biji dan antara sel spermatozoid dengan inti kandung lembaga sekunder (KLS) menghasilkan cadangan makanan.
Tumbuhan biji tertutup dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
a) Dikotil atau dicotyledoneae
Tanaman dikotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- tumbuhan biji berkeping dua.
- akar tunggang.
- daun tersebar berhadap-hadapan.
- batang bercabang.
- tulang daun menyirip atau menjari.
- bagian daun berjumlah kelipatan 2, 4, atau 5.
- biji memiliki dua daun lembaga.
Tumbuhan dikotil memiliki beberapa suku, antara lain:
1. Suku getah–getahan (Euphorbiaceae)
Apabila dilukai bagian tubuhnya akan mengeluarkan getah berwarna putih Contoh: Manihot utilisima (ketela pohon),Hevea brasiliensis (karet).
2. Suku kacang-kacangan (Papilonaceae).
Mahkota bunga berbentuk kupu-kupu, buahnya polong, akar sering ditemukan bintil-bintil akar. Contoh: Arachis hypogeal (kacang tanah), Vigna sinensis (kacang panjang).
3. Suku terung–terungan (Solanaceae)
Bunga berbentuk bintang, terompet, buah buni/buah lapisan dalam berair atau berdaging. Contoh: Solanum lycopersicum (tomat), Capsicum annum (lombok)
b) Monokotil/Monocotyledoneae
Tanaman monokotil memiliki ciri–ciri sebagai berikut:
- tumbuhan biji berkeping satu.
- akar serabut
- daun berseling
- tulang daun sejajar dan berbentuk pita.
- bagian bunga berbilangan tiga.
- biji memiliki satu daun lembaga.
Tumbuhan monokotil memiliki beberapa suku, antara lain:
1. Gramineae (rumput-rumputan).
Contoh padi gandum, jagung dan tebu.
2. Palmae (pinang-pinangan).
Contoh: kelapa, kelapa sawit, dan palem.
3. Liliaceae (bawang-bawangan).
Contoh: bawang merah, bakung.
4. Musaceae (pisang-pisangan).
Contoh: pisang manila, pisang hawaii.
By : Ahmad Husni Lubis, S.Si
Langganan:
Postingan (Atom)